Pada KTT COP27, Wapres Serukan Tindakan Kolektif Atasi Krisis Planet
Dunia saat ini tengah menghadapi tiga krisis planet (triple planetary crisis), yakni perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, adapun ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi.
"Dalam situasi krisis seperti ini tidak ada pilihan lain kecuali bekerja sama. Paradigma kolaborasi harus kita kedepankan," tegas saat menyampaikan pidato pada High Level Segment Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) ke-27 di Plenary Room Nefertiti, Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Sharm El Sheikh, Mesir, Senin (07/11/2022), dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Pimpin Delegasi Indonesia, Wapres Ma'ruf Amin Hadiri Pembukaan KTT Perubahan Iklim COP27
Indonesia telah menyampaikan Enhanced Nationally Determined Contribution yang memuat peningkatan target penurunan emisi Indonesia menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional.
"Peningkatan ini selaras dengan perkembangan signifikan kebijakan kami, antara lain perluasan konservasi dan restorasi alam, penerapan pajak karbon, mencapai Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodiesel B40," ujarnya.
Guna memastikan pendanaan transisi energi, Indonesia telah meluncurkan Country Platform for Energy Transition Mechanism. Semua upaya nasional tersebut perlu disertai dukungan internasional yang jelas. Termasuk penciptaan pasar karbon yang efektif dan berkeadilan, investasi untuk transisi energi, dan pendanaan untuk aksi iklim.
"Untuk itu, COP27 harus dimanfaatkan tidak hanya untuk majukan ambisi, tetapi juga implementasi, termasuk pemenuhan dukungan dari negara maju kepada negara berkembang," pintanya.
Lebih jauh, Wapres menekankan bahwa semua negara harus menjadi bagian dari solusi mengatasi persoalan iklim. Semua negara harus berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing dengan semangat burden-sharing bukan burden-shifting. "Negara yang lebih mampu harus membantu dan memberdayakan negara lainnya," tegasnya lagi.
Sebagai tambahan informasi, dikutip dari tulisan wapres di media, Wapres Ma’ruf Amin menegaskan bahwa sebagai Presiden G20 2022 dan Ketua ASEAN pada 2023, Indonesia terus mendorong beberapa poin penting kebijakan perubahan iklim dan transisi energi. Termasuk menghasilkan Bali Compact yang bertujuan untuk mempercepat transisi energi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
"Visi kami sebagai negara anggota ASEAN adalah menjadi pemimpin regional dalam mempercepat realisasi aksi iklim pada tataran yang lebih nyata," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: