- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Dukung Pengurangan Emisi, Pertamina Kembangkan Sejumlah Inisiatif Bisnis Hijau
Guna mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada 2060, PT Pertamina (Persero) mengembangkan dan berinvestasi pada sejumlah inisiatif bisnis hijau.
CEO Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro mengatakan sejumlah inisiatif hijau tersebut di antaranya terkait bahan bakar nabati, energi terbarukan, penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon, baterai dan kendaraan listrik, hidrogen, serta bisnis karbon.
"Pertamina berkomitmen mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Oleh karena itu, strategi bisnis kami terdiri dari dua pilar, yakni dekarbonisasi bisnis inti dan pembangunan bisnis hijau," ujar Danif dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (10/11/2022).
Baca Juga: Dorong Pencapaian Target Emisi Nol, Pertamina Kembangkan Strategi Holistik
Dannif mengatakan Pertamina telah berkomitmen mengalokasikan 14 persen dari proyeksi belanja modal 2022-2060 70-80 miliar dolar AS untuk pengembangan energi bersih, baru, dan terbarukan.
Komitmen tersebut sejalan dengan upaya untuk menggunakan sumber daya domestik untuk memasok energi domestik menuju pembangunan hijau dan dekarbonisasi.
Lanjutnya, Pertamina juga membangun rantai pasokan minyak gas yang terintegrasi untuk memasok kebutuhan domestik dan secara aktif membangun portofolio energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggunakan sumber daya dalam negeri.
"Pertamina akan mengembangkan bauran energi yang lebih hijau dengan mengurangi pangsa produk olahan dan LPG dari 81 persen menjadi 61 persen, meningkatkan pangsa gas dari tiga persen menjadi 19 persen, dan meningkatkan porsi EBT dari satu persen menjadi 17 persen," ujarnya.
Dannif mengatakan pengembangan bisnis hijau dan teknologi bersih untuk mendukung transisi energi membutuhkan investasi yang besar, sehingga Pertamina menggandeng mitra nasional dan global untuk menjajaki kemitraan dalam program dekarbonisasi, bisnis hijau dan mempercepat pertumbuhan EBT untuk mencapai emisi nol bersih.
Bukan hanya itu, ia menyebut dengan pengembangan bisnis tersebut piihak perbankan juga dapat berinvestasi pada inisiatif bisnis hijau tersebut.
"Keterjangkauan transisi energi bersih akan tergantung pada pengurangan biaya dan peningkatan ketersediaan modal," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti