Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin Titip Pesan ke Jokowi: G20 Fokus Sosial Ekonomi Saja, Jangan yang Lain

Putin Titip Pesan ke Jokowi: G20 Fokus Sosial Ekonomi Saja, Jangan yang Lain Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Moskow -

Rusia pada Minggu (13/11/2022) menyerukan G20 untuk berhenti berbicara tentang keamanan dan fokus pada masalah sosial-ekonomi yang paling mendesak di dunia.

G20, kelompok ekonomi terbesar di dunia yang menghasilkan lebih dari 80% dari PDB global, akan bertemu di pulau Bali di Indonesia minggu ini.

Baca Juga: Media Amerika: Ada Upaya Tuan Rumah KTT G20 Cegah Pemimpin Barat Hancurkan Rusia

Dengan para pemimpin Barat termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden diharapkan menggunakan forum profil tinggi untuk "membanting" Rusia secara terbuka atas perang di Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan menjelang KTT, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa "pada dasarnya penting bahwa G20 memusatkan upayanya pada ancaman nyata, bukan imajiner."

Ia menambahkan: "Kami yakin bahwa G20 dipanggil untuk menangani masalah sosial-ekonomi. Memperluas agendanya ke bidang perdamaian dan keamanan, yang dibicarakan banyak negara, tidak dapat dilakukan. Ini akan menjadi serangan langsung terhadap mandat Dewan Keamanan PBB dan akan merusak atmosfir kepercayaan dan kerja sama di G20."

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke KTT --yang pertama sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari-- setelah Kremlin mengatakan Presiden Vladimir Putin terlalu sibuk untuk hadir.

Sebelumnya pada Minggu, Lavrov memarahi Barat karena berusaha untuk "memiliterisasi" Asia Tenggara, dalam komentar yang mengatur potensi konfrontasi tegang di G20.

Rusia mengatakan krisis pangan global akan menjadi bagian penting dari agenda di Bali, yang jatuh hanya beberapa hari sebelum kesepakatan biji-bijian Laut Hitam berakhir pada 19 November.

Moskow menyerukan kepada Barat untuk melonggarkan beberapa sanksi yang katanya memblokir ekspor pertanian dan pupuk yang penting, dan sejauh ini menolak berkomitmen untuk memperpanjang kesepakatan, yang memfasilitasi ekspor biji-bijian dari pelabuhan selatan Ukraina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: