Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Oalah… Wajar PDIP Kelojotan Gibran bin Jokowi Bertemu Anies Baswedan, Rocky Gerung Blak-blakan: Mereka Terlalu Kuno!

Oalah… Wajar PDIP Kelojotan Gibran bin Jokowi Bertemu Anies Baswedan, Rocky Gerung Blak-blakan: Mereka Terlalu Kuno! Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertemuan bakal Capres Partai NasDem Anies Baswedan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bin Jokowi jadi perhatian publik.

Meski demikian, pertemuan ini tak bisa membuat semua orang senang. Sebut saja beberapa kader PDIP yang malah “ngamuk” setelah pertemuan dua sosok tersebut dilakukan.

Mengenai pertemuan antara Anies Baswedan dan Gibran ini, Pengamat Politik Rocky Gerung angkat bicara. Rocky menganggap Gibran melihat Anies sebagai sosok menarik dan cenderung satu frekuensi mengingat sama-sama cenderung masih muda. Rocky pun menganggap Gibran adalah sosok yang tertarik mengenai percakapan dari pihak lain termasuk dalam hal ini sosok Anies.

Baca Juga: Meski Nanti Kalah Lawan Anies Baswedan, Refly Harun Sebut Prabowo Subianto Harus Bangga: Pahalanya Juga Besar!

“Gibran mungkin sekali melihat hal yang pararel dengan watak atau lingkungan dia bahwa Anies mewakili satu gaya kepemimpinan modern yang mampu bercakap-capak di forum internasional, tentu itu satu daya tarik untuk Gibran yang masih muda,” jelas Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerug Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Rabu (11/16/22).

Rocky yang juga pernah didatangi oleh Gibran melihat sosok anak dari Jokowi tersebut punya semangat politisi muda yang sagat berbeda dengan lingkungannya saat ini (Jokowi dan PDIP).

Baca Juga: Keluarkan 'Fatwa' untuk Umat Kristen Soal Pilih Anies Baswedan Sama dengan Menukar Iman, Refly Harun Heran dengan Ade Armando: Tidak Punya…

Justru Rocky melihat Gibran akan kesulitan jika harus mengiukuti “pakem” Jokowi-PDIP karena dianggap jauh dari pandangan semangat politisi muda. Hal yang berbeda justru pada Anies di mana menurut Rocky, Gibran menyadari hal itu.

“Kalau dia otonom dia akan anggap ‘ok ayah saya memang presiden tapi saya berpolitiknya nggak mungkin saya tiru karena saya milenial, Anies lebih dekat dengan milenial’, kira-kira begitu,” jelas Rocky.

Baca Juga: Strategi Calon Koalisi Pengusung Anies Baswedan Nggak Main-main! Kubu Jokowi Bisa Tersudut, Siap-siap Aja!

Atas dasar itu, Rocky menganggap kekhawatiran PDIP atas pertemuan Gibran dan Anies Baswedan adalah berdasar pada samanya frekuensi antara Anies dan Gibran.

“Itu yan dikhawatirkan PDIP bahwa community style tertentu di PDIP justru menganggap PDIP terlalu old school (kuno),” jelas Rocky.

Buzzer Akan Kecewa

Rocky Gerung menganggap keberanian Gibran menemui Anies akan menimbulkan dampak yang luar biasa ke para buzzer pemerintah. Rocky bahkan “khawatir” akan menimbulkan kondisi kesehatan tertentu kepada para buzzer.

Baca Juga: Megawati Bakal Deklarasikan Ganjar Pranowo? Orang PDIP Sebut di HUT Partai Nanti Bakal Ada Kejutan, Siap-siap!

“Yang berbahaya justru tadi betul, Gibran akan bikin pendukung Pak Jokowi sakit perut, mual-mual, panas dingin, dan mual-mual,” ujar Rocky.

Manuver Gibran yang menemui Anies dinilai Rocky bukannya tanpa arti atau makna. Rocky yang juga beberapa waktu lalu dikunjungi Gibran menganggap anak Jokowi tersebut sudah paham mengenai perpecahan yang kerap ditimbulkan oleh para buzzer. Rocky menilai Gibran yang notabene generasi muda paham dan menyadari buzzer sudah mulai “menjilatnya”.

Baca Juga: Demokrat Masih Bisa Untung Meski AHY Nggak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Refly Harun Sebut Pasang Foto: Enak Dilihat, Sama-sama Ganteng!

“Sebetulnya ini menunjukkan bahwa fanatisme itu luar biasa, padahal anak presiden Jokowi tidak fanatik lagi dengan pembelahan yang dibuat secara sengaja oleh buzzer-buzzer Jokowi,” jelas Rocky.

Baca Juga: 'Kepala Jadi Kaki, Kaki Jadi Kepala', Habib Rizieq Nggak Main-main Bakal Bawa Genk KM 50 ke Pengadilan HAM, Siap-siap Aja!

“Saya kira orang kayak Gibran ini tahu bahwa buzzer-buzzer ini menjilat saja. Kelihatannya dia tiba pada semacam evaluasi bahwa per-buzzer-an ini memperburuk demokrasi,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: