Panda Nababan Sebut Strategi Golkar Memenangkan Pilpres 2024 Penuh Tipu Muslihat
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan mengatakan Golkar merupakan partai yang besar nan lihai.
Di matanya, Partai Golkar memang begitu menarik karena memiliki berbagai cara-cara tipu daya.
Tidak hanya itu, partai berlambang beringin tersebut juga dinilai memang senang melakukan manuver-manuver politik.
Yang terbaru adalah saat dewan kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung menyatakan dirinya mendukung Anies Baswedan maju sebagai capres 2024.
Namun, dukungan Akbar tak sampai sepekan setelah NasDem memberikan sobekan tiket capres untuk Anies. Pernyataan Akbar lantas menjadi bahan percaturan politik di Indonesia.
"Bicara soal Akbar, memori aku langsung mengingat bagaimana partai Golkar yang harus diperhitungkan dalam kelihaian permainannya," katanya dikutip dari Kanal Youtube Keadilan TV pada Senin, (21/11/2022).
Panda memiliki pengalaman pahit dengan Golkar. Hal tersebut terjadi pada masa pemilihan presiden Megawati melawan Gus Dur.
Waktu itu, perolehan suara masih dilakukan dengan cara voting lewat MPR di tempat. Akbar mendukung Megawati menjadi presiden dengan kesepakatan PDIP memberikan 100 kursi untuk mendukung Akbar menjadi ketua DPR.
Sebaliknya, 100 kursi dari Golkar akan memenangkan Megawati.
"Sudah ada perjanjian dan disaksikan DPP kita," tuturnya.
Pada waktunya tiba, Akbar berhasil meraih kursi DPR sementara Megawati justru kalah melawan Gus Dur. Apa yang dijanjikan Akbar tidak sesuai dengan kenyataan.
Usut punya usut, Akbar berdalih bahwa kader partainya masih banyak yang sukar dengan presiden perempuan.
"Hebat kau yah, kau ku lihat kaya belut saja. Memang, sudah belut campur oli, Licin," ujar Pandan kepada Akbar waktu itu.
Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar Lebih Menguntungkan Bagi Golkar Dibandingkan Airlangga untuk Diusung Jadi Capres
"Di situlah pembelajaran paling pahit bagaimana sepak terjang Golkar berpolitik," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty