Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jusuf Kalla Blak-Blakan soal Capres Jagoannya, Bocorannya: Cerdas, Berpengalaman dan Punya Pergaulan Internasional

Jusuf Kalla Blak-Blakan soal Capres Jagoannya, Bocorannya: Cerdas, Berpengalaman dan Punya Pergaulan Internasional Wakil Presiden Jusuf Kalla. | Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla akhirnya blak-blakan tentang siapa calon presiden yang bakal didukungnya di Pilpres 2024.

Meski tak menyebutkan nama, tapi mantan Ketua Umum Golkar itu memiliki beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh calon presiden yang bakal memimpin 270 juta penduduk Indonesia.

"Saya selalu ditanya, bapak memilih siapa?," kata Jusuf Kalla saat berbincang dengan Rocky Gerung.

"Tentunya saya memilih pemimpin yang baik dapat memajukan bangsa ini dengan adil," tambahnya.

Jusuf Kalla kemudian menambahkan seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. Selain tegas, calon pemimpin harus juga cermat dalam menganalisa sebuah masalah.

"Kriteria calon pemimpin itu harus mempunyai leadership yang kuat, kepemimpinan yang baik. Leader artinya itu tegas dan menganalisa baru menggambil keputusan yang bertanggung jawab," tambahnya.

Pengusaha sukses asal Sulawesi Selatan itu juga menginginkan capres yang punya pengalaman dengan melihat track record selama si capres tersebut memimpin.

"Kalau tidak ada pengalaman, bagaimana? kita melihat beberapa situasi kita tanpa mengetahui masalah kemudian bisa bermasalah," tegasnya.

Setelah itu, kriteria calon presiden harus mempunyai kecerdasan dan pergaulan internasional yang baik.

"Harus ada kecerdasan kalau tidak ada kecerdasan juga berbahaya: ekonomi, politik, dan sosial, internasional. Yang namanya Indonesia dengan 272 juta penduduk kalau tanpa pergaulan internasional juga bagaimana?," terangnya.

Untuk itu ia meminta rakyat Indonesia untuk cermat dan obyektif dalam memilih calon presiden. 

"Harus ada track record, bagaimana sampai sekarang ini? Apa yang telah diperbuatnya? Jadi kita harus seperti itu. Bukan hanya karena kita teman, kita satu golongan, itu tak bisa dihindari. Tapi apapun kita harus obyektif, harus ada syarat obyektifnya," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: