Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Posko LDP Kemensos, Presiden Bagikan Makanan dan Disambut Riuh Anak-anak Penyintas Gempa Cianjur

Di Posko LDP Kemensos, Presiden Bagikan Makanan dan Disambut Riuh Anak-anak Penyintas Gempa Cianjur Kredit Foto: Kemensos
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi salah satu posko Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos yang berlokasi di halaman SDN 2 Sukamaju, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur pada Kamis siang (24/11).

Menyambut Presiden, anak-anak antusias dengan meneriakkan yel-yel. "Semangat pagi! Pagi, pagi, pagi! Di mana negerimu? Di sini negeriku... Kanan negeriku... Kiri negeriku... Negeri cintaku... Indonesiaaa," teriak anak-anak ini penuh semangat.

Baca Juga: Banyak Warga Beri Bantuan ke Korban Gempa Cianjur secara Mandiri, Kemensos Buka Posko di Jakarta

Didampingi Menteri Sosial Tri Rismaharini, Jokowi berinteraksi dengan anak-anak. "Tadi pagi sudah makan apa?" kata Presiden bertanya kepada anak-anak.

"Nasi," jawab mereka serempak. Hal ini mendapat tanggapan kembali dari Jokowi, "Nasi sama apa? Ini, ada nasi sama ayam, buat kalian. Kebagian semuanya," kata Jokowi sembari mengulurkan beberapa kotak nasi.

Selain berinteraksi dengan anak-anak di posko LDP, kedatangan Jokowi juga untuk memastikan logistik kepada para penyintas terdistribusi dengan baik. "Saya ingin memastikan makanan, tenda, obat-obatan, logistik, semuanya terdistribusi dengan baik," katanya, dikutip dari siaran pers Kemensos, Jumat (25/11).

Sejak bencana gempa bumi melanda 7 kecamatan di Kabupaten Cianjur, pada Senin siang (21/11), Kemensos telah mengerahkan tim dari 12 Sentra Rehabilitasi Sosial milik Kemensos dan relawan dari beberapa daerah untuk terjun langsung melakukan pengananan bencana.

Penanganan bencana yang dilakukan Kemensos antara lain dalam hal pengungsian, yakni pemasangan tenda, dan pemenuhan kebutuhan dasar penyintas, yang meliputi pendistribusian bantuan logistik, permakanan, hingga LDP.

Terkait tenda dan pengungsian, dikatakan Risma, pihaknya telah memasang ratusan tenda di banyak titik di 7 kecamatan melalui perpanjang tangan timnya di lapangan. Namun, ia mengaku masih mencari desain tenda yang tepat untuk kontur geografis Cianjur.

"Kalau gempa, biasanya, meskipun rumahnya udah roboh, mereka ngga mau meninggalkan rumah karena di dalam mungkin masih ada yang bisa diselamatkan. Nah, dia biasanya maunya nunggu di deket rumah," katanya.

Tidak adanya halaman rumah dan terbatasnya jumlah lapangan terbuka di Cianjur membuat Mensos memikirkan kembali pola dan strategi pemasangan tenda yang selama ini telah diterapkan. Ia lantas membagikan pengalamannya menangani gempa Pasaman di Sumatera Barat pada Maret lalu.

"Yang bedakan kemarin waktu di Pasaman itu halamannya luas luas, terus datarannya relatif rata. Jadi, waktu saya kasih tenda (keluarga) kecil-kecil, mereka langsung pasang di depan rumah. Tenang mereka karena tendanya ada di sekitar rumah mereka," ucap Risma.

Menurutnya, kondisi Cianjur ini berbeda dengan kondisi bencana gempa yang pernah ia tangani sebelumnya. "Kalau di sini ini 'kan beda, terjal, turun naik, gitu, konturnya. Rata-rata halaman rumahnya juga ngga ada. Itu yang membuat saya harus merubah strategi," kata Risma.

Sementara, untuk memenuhi kebutuhan permakanan penyintas, Kemensos juga telah mengaktivasi dapur umum lapangan yang dikelola oleh personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) di masing-masing posko pengungsian.

Baca Juga: Demi Minimalisir Efek Bencana, Kemensos Segera Realisasikan Program Penanganan Kemiskinan Terpadu

Saat ini, telah beroperasi 12 dapur umum, antara lain dapur umum Sukamanah dengan kapasitas 2.000 porsi, dapur umum Pendopo 3.000 porsi, dapur umum Jagakarsa 1.651 porsi, dapur umum Gasol 4.100 porsi, dapur umum Sukamaju 3.000 porsi, dan dapur umum Karangtengah 2.000 porsi.

Selanjutnya, dapur umum Cimacan mampu memproduksi 1.200 porsi, dapur umum Rancagoong 1.300 porsi, dapur umum Cikancana 1.000 porsi, dapur umum Warungkondang 2.474 porsi, dapur umum Gekbrong 1.200 porsi dan dapur umum Cugenang 1.500 porsi. Total, 24.000 paket makanan dapat diproduksi dapur umum Kemensos setiap harinya.

"Masing-masing dapur umum mampu memproduksi makanan 1.000 sampai 4.000 nasi bungkus per hari untuk penyintas di setiap lokasi pengungsian," kata Risma.

Meski begitu, pihaknya mengaku timnya masih menemui kendala dalam penanganan bencana gempa Cianjur, yakni sulitnya mendapatkan air bersih untuk proses memasak, MCK, dan sanitasi yang lainnya.

Terkait kesulitan air bersih yang dialami penyintas ini, Risma menyatakan, Kemensos mulai mengambil langkah membuat sumur bor. Salah satunya, yang telah dilakukan di lokasi pengungsian lapangan Jagaraksa, Kecamatan Warungkondang.

"Cara ini ditempuh agar kendala kesulitan air bersih di posko itu bisa segera teratasi sehingga tidak mengganggu jalannya pelayanan kepada masyarakat terdampak gempa Cianjur," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: