Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MUI Bilang di Dalam Masjid Boleh Bicara Politik, Yang Tidak Boleh....

MUI Bilang di Dalam Masjid Boleh Bicara Politik, Yang Tidak Boleh.... Kredit Foto: Kemenhan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengungkapkanbahwa di dalam masjid boleh membicarakan politik, tetapi tidak boleh dukung mendukung.

Kiai Cholil menerangkan, tidak bolehnya dukung mendukung dalam masjid karena ada potensi perpecahan umat karena perbedaan pilihan politik. Oleh karenanya, ia menjelaskan bahwa masjid harus bisa bicara mengenai politik keadaban serta mengikat dan menyatukan para jamaahnya meskipun terdapat perbedaan dalam hal politik

“Soal qunut dan tidak qunut saja banyak gak ke masjid. Karena harus mengikat jamaah, jadi masuk ke masjid bisa berbeda politik,” kata Kiai Cholil dalam Sosialisasi Penguatan Dakwah Islam Wasathiyah Bagi DKM Masjid Perkantoran se-DKI Jakarta, kemarin.

Kiai Cholil menegaskan, hal tersebut bukan berarti agama tidak boleh berurusan dengan politik. Menurutnya, siapa pun memiliki tanggung jawab untuk berpolitik.

“Kita tetap bicara politik keadaban. Jadi kekuasaan yang kita rangkum untuk umat. Jadi siapa pun punya beban untuk berpolitik, tapi politik ada keterlibatan dalam memperbaiki negara dan memperbaiki umat, itu politik,” tegasnya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Capres Berambut Putih hingga Punya Kerutan, Pengamat: Tidak Rasional!

Menurutnya, berpolitik tidak hanya menjadi politisi saja. Hal itu dikarenakan manusia merupakan makhluk politik. “Karena kita memang membutuhkan politik. Amar maruf nahi mungkar, itu politik. Itu tugas kita,” paparnya.

Kiai Cholil mengingatkan, tindakan dukung mendukung di dalam masjid berpotensi memunculkan firqah-firqah atau kelompok-kelompok. Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini mengungkapkan, ketika itu Rasulullah SAW melihat orang berjualan di dalam masjid.

"Kemudian, Rasulullah SAW berdoa agar orang tersebut tidak beruntung. “Apa berbisnis itu jelek? Tidak. Tapi di masjid tidak untuk berbisnis,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: