Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ESG Peta Jalan Membentuk Keberlanjutan Bisnis Pertamina

ESG Peta Jalan Membentuk Keberlanjutan Bisnis Pertamina Kredit Foto: Ist

Menurut dia, keberlanjutan seolah-olah hanya erat kaitannya dengan lingkungan, padahal ada ESG. ESG inilah yang menjadi peta jalan (roadmap) membentuk sustainability PT Pertamina (Persero). Implementasi ESG di Pertamina sudah dilihat publik dari ekosistem.

Tiga faktor ini menjadi tolak ukur, apakah perusahaan ini bisa berlanjut atau tidak. ESG juga mengukur keberlanjutan profit generation.

"Dari sisi governance apakah perusahaan mau terus menerus melakukan perbaikan terhadap tata kelolanya, sehingga membuat governance selalu dimodifikasi menjadi nilai bagi perusahaan,” katanya.

Bagus mengatakan saat ini investor dan perbankan sangat peduli dengan ESG karena tidak mau diasosiasikan dengan perusahaan yang abai terhadap tiga faktor itu,  yakni ESG. Karena itu, ESG di Pertamina merupakan komitmen untuk mencapai nol emisi atau Net Zero Emmission (NZE) pada 2060.

Untuk itu, Pertamina membuat rencana atas dua pilar, yaitu dekarbonisasi dan membentuk green business, yaitu bisnis energi yang sifatnya lebih hijau atau ramah lingkungan.

"Kita align dengan NZE pemerintah. Kami sangat menyadari transisi energi tidak terhindarkan,” kata Andy.

Jalal, Praktisi ESG dan Dewan Pengurus Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICRP), mengatakan bahwa orang mengira ESG fenomena baru, padahal sudah dimulai 2004.

"ESG adalah perkembangan di keuangan berkelanjutan sejak 18 tahun lalu yang menekankan pada isu sosial, tata kelola yang material terhadap keuntungan perusahaan,” kata dia.

Menurut dia, ESG merupakan sustainable finance 3.0,  yakni cara mendapatkan keuntungan melalui lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Karena itu, ESG selalu dikaitkan dengan keberlanjutan. “Padahal ESG adalah analisis tehadap aspek lingkungan, sosial dan tata kelola terhadap finansial perusahaan,” katanya.

Menurut Jalal, di industri migas, penerapan ESG terbukti menguntungkan, maka ESG disambut dengan baik. Bahkan, jika dikelola dengan baik, pengelolaan risiko sangat menonjol.

"Ke depan, lansekap energi bisa diurus dengan baik, perusahaan migas sangat cenderung pada ESG,” katanya.

Dia menyebutkan, sangat penting untuk semua perusaaan migas mempunyai kesadaran transisi energi yang adil, selain transisi energi juga untuk melindungi pekerja dan masyarakat. Hal ini menjadi tugas besar bagi petinggi perusahaan karena peran ESG ada di manajemen puncak.

"Jangan berpuas kalau ada peringkat ESG yang tinggi karena seperti fenomena gunung es, dibawahnya masih banyak yang harus diperbaiki,” kata Jalal.

Ganda Putra Simatupang, VP HSSE KPI, mengatakan KPI menyiapkan strategi ESG yang berfokus pada 10 sustainability yang sejalan dengan SDGs. KPI sudah membuat grand plan proses bisnis hingga 2060 yang terkait NZE.

"Ini akan tercermin dalam inisiatif program ESG yang kami terapkan,” katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: