Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh! Kubu Megawati Suruh Jokowi Tinggalkan Relawannya, Loyalis Tajam Membalas: Dia Tak Memahami...

Waduh! Kubu Megawati Suruh Jokowi Tinggalkan Relawannya, Loyalis Tajam Membalas: Dia Tak Memahami... Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani turun tangan menanggapi isu yang beredar terkait dengan pernyataannya akan relawan siap tempur.

Dirinya mengatakan masyarakat tak memahami pernyataan tersebut secara utuh dan hanya berdasarkan narasi yang ditempelkan pada potongan video yang viral di media sosial.

Baca Juga: Deklarasikan Anies Baswedan, Elektabilitas NasDem Meningkat!

Hal ini juga sekaligus merespons kritikan dari Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah yang ingin Joko Widodo alias Jokowi untuk mulai memutuskan hubungan dengan relawannya.

"Ya karena pak Said mungkin tidak memahami secara utuh isi pembicaraan apalagi hanya dengan modal potongan video, jadi dimaklumilah sama saya. Pernyataan pak Said karena pasti satu beliau tidak memahami secara utuh isi pembicaraan dan situasi yang terjadi saat itu karena beliau tidak ada," kata Benny ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).

"Modal video pendek apalagi yang sudah direproduksi ya, ditambah narasi ya pasti akan implementasinya menjadi sesat," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, soal pernyataannya siap tempur di hadapan Jokowi, sudah dijelaskan.

"Dengan penjelasan saya tadikan tentunya bisa menjawab ya termasuk menjawab apa yang diduga oleh pak Said," imbuhnya.

Baca Juga: Terlalu Sering Ngomong Copras-Capres, Wajar Jika Jokowi Bikin Megawati dan PDIP Tersinggung

Benny Ramdhani menyebut jika pernyataannya di hadapan Jokowi tersebar luas di jagat media sosial melalui tayangan video itu ditampilkan secara tidak utuh.

Dia mengatakan, dalam momen saat kumpul relawan dengan Jokowi sebenarnya tidak hanya dirinya yang berbicara. Pertemuan itu berlangsung sekitar 40 menit.

"Jadi itu bukan acara tertutup tapi saya yakin video itu adl video yang tidak utuh, kalau utuh kannseharusnya keseluruhan dong, dari mulai pertama sampai selesai kurang lebih 40 menit harusnya dimuat secara utuh. Dan yang menyampaikan aspirasi, pandangan masalah, saran, usul kepada presiden kan tidak hanya saya," kata Benny.

Baca Juga: Labrak Aturan hingga Gimik, Kubu Megawati Kompak Seruduk Loyalis Jokowi: Mereka Haus Kekuasaan...

Menurutnya, apa yang disampaikan dalam video tersebut pernyataannya tidak ditampilkan secara utuh.

"Sekarang pas bagian saya yang juga tidak utuh, saya menyampaikan atas kondisi kebangsaan kita perjalanan kebangsaan pasca pilpres 2019 ada harapan," ungkapnya.

Benny menjelaskan, seharusnya semua pihaknya yang kekinian masih menyerang Jokowi pasca Pilpres 2019 bisa mengikuti sikap dari Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang bisa merapat mendukung pemerintahan.

Ia mengatakan, memang pemerintahan tak berjalan selalu sempurna dan ada kekurangan, hal itu boleh disampaikan lewat kritik sekeras-kerasnya. Namun, kata dia, yang terjadi kekinian polanya berbeda.

"Selalu dengan pola yang sama penyebaran kebencian, fitnah, adudomba antar suku dan agama, berita-berita hoax bahkan penghinaan dan pencemaran terhadap simbol-simbol negara, presiden, ibu negara terakhir," tuturnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Bukan Orang Indonesia Asli Jadi Nggak Bisa Nyapres, Omongan Rocky Gerung Bikin Auto Mingkem: Siapa Orang Indonesia Asli?

"Atas dasar situasi tadi dengan cara-cara yang menurut saya antidemokrasi bahkan merusak harmoni, bahkan menjadi ancaman perjalanan kebangsaan masa saya nggak boleh marah, masa rakyat Indonesia mayoritas nggak boleh marah? pasti marah lah," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: