Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kilas Balik Awal Karier, Ganjar Curhat Ogah Masuk Golkar dan Pernah Diejek Usai Gabung PDI: 'Partai Kalah Melulu'

Kilas Balik Awal Karier, Ganjar Curhat Ogah Masuk Golkar dan Pernah Diejek Usai Gabung PDI: 'Partai Kalah Melulu' Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (24/10/2022). Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan memberikan sanksi teguran lisan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai kader partai atas pernyataannya yang siap maju sebagai calon presiden 2024 sehingga menimbulkan multitafsir di publik. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam diskusi yang diadakan salah satu bank ternama di Kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan kilas balik perjalanan politiknya ketika pertama kali memutuskan bergabung menjadi kader partai.

Ia mengaku, pertama kali masuk ke partai politik kala dirinya masih berstatus sebagai mahasiswa pada tahun 1992. Kala itu Ganjar menganggap hanya ada dua partai di era orde baru yakni PPP dan PDI, lantaran Golkar dianggapnya sebagai golongan saja.

Baca Juga: Ada yang Bilang: Ganjar Kandas, Jokowi Berpaling ke Mahfud

"Karena saya masuk partai itu masih mahasiswa itu. Saya masuk ke partai mahasiswa, saya masih ingat tahun 92 juga saya ikut kampanye partainya cuman dua waktu itu orde baru waktu itu partainya cuman ada PPP sama PDI. Satu golongan bukan partai, Golkar," kata Ganjar.

"Dan setiap lomba kontestasi pemilu pemenang lima tahun ke depan itu sudah diketahui sehari setelah pencoblosan. Silakan anda lihat bener apa nggak," sambungnya.

Baca Juga: Rencana Operasi Ganjar Atasi Kasus Tambang Ilegal Selalu Bocor, Susi Pudjiastuti Ikut Gemas: Tenggelamkan Saja Pak

Ganjar kala itu mengaku jiwa mahasiswanya masih menggebu sehingga mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memutuskan masuk ke partai.

Ia menilai tak mau masuk Golkar lantaran dianggap terlalu serius dan masih berstigma seram. Sementara itu, PPP memang lebih masuk, namun dinilainya terlalu terikat ke satu golongan. Akhirnya, ia memilih PDI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: