Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan langkah hilirisasi akan terus dilanjutkan demi memajukan perekonomian nasional dan mencapai visi menjadi negara maju.
Hal itu diungkapkan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di Jakarta, kemarin. “Negara kita ingin menjadi negara maju. Kita ingin membuka lapangan kerja. Kalau kita digugat saja kita takut, mundur, enggak jadi (melakukan hilirisasi), ya enggak akan kita menjadi negara maju. Jadi saya sampaikan kepada menteri, terus tidak boleh berhenti. Tidak hanya berhenti di nikel, tapi terus yang lain,” Ujarnya.
Jokowi menambahkan hilirisasi industri mutlak dilakukan agar Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah dari komoditas sumber daya alam (SDA) yang diekspor. Itu telah dibuktikan dengan hilirisasi nikel yang turut mengerek pendapatan negara.
Baca Juga: Indonesia Ekspor 25 Ton Tuna Loin ke Thailand Senilai Rp5 Miliar
Jokowi mengungkapkan tujuh hingga lima tahun lalu, nilai ekspor nikel Indonesia dalam satu tahun hanya US$ 1,1 miliar. Kini melonjak hingga 18 kali lipat setelah pemerintah memutuskan agar nikel yang diekspor tak lagi bersifat mentah, melainkan yang telah diolah.
“Meskipun kita kalah di WTO, kalah kita urusan nikel ini kita dibawa, digugat oleh Uni Eropa, dibawa ke WTO kita kalah. Enggak apa-apa, kalah. Saya sampaikan ke menteri, banding. Nanti babak yang kedua, hilirisasi lagi, bauksit. Artinya, bahan mentah bauksit harus diolah di dalam negeri agar kita mendapatkan nilai tambah. Setelah itu, bahan-bahan yang lainnya,” tegasnya.
Upaya hilirisasi industri tersebut, lanjutnya memerlukan dukungan penanaman modal. Karena itu, Jokowi menekankan pentingnya untuk bisa mengundang investor berinvestasi di tanah air dan ikut masuk dalam agenda hilirasi industri dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: