Melisa menjelaskan bahwa meski secara historis East Ventures lebih banyak melakukan investasi di bidang seperti e-commerce, iptek, startup, logistik, dan supply chain, namun tidak menutup kemungkinan East Ventures masuk ke sektor lain, apalagi dengan adanya kemunculan founders baru di berbagai bidang inovasi, misalnya seperti agritech.
"Sektor-sektor baru apa sih yang kemudian kita mulai masuk? Dan ada beberapa juga yang related to sustainability yang kita invest lebih lanjut lagi dan juga kita melihat pada mungkin penetrasi pasarnya sudah lebih mendekati. Kalau sektor itu bagaimana sih kita melihatnya, sebeneranya tergantung juga bagaimana market dan founder itu develop juga."
Pasar dan founder dapat menjadi bagian dari parameter yang bisa dimasukkan dalam pertimbangan investasi. Di mana saat ini, banyak muncul pula founder baru dari latar belakang dan ketertarikan yang berbeda, apalagi di sektor B2C seperti e-commerce yang kini telah melakukan berbagai strategi dan inovasi baru kaitannya dalam menjangkau konsumen secara luas dengan cara yang lebih efisien dan efektif. Oleh karenanya, funding bagi perusahaan memiliki peran ke arah efisiensi bagaimana perusahaan pada akhirnya dapat menghasilkan output dari dorongan yang telah diberikan.
"Kita sebagai ventura capital itu menurut pada investor ya. Kita selalu percaya bahwa yang menjalankan perusahaan itu adalah manajemen dan founder. Kita sebagai ventura capital adalah support in role ya. Namun meskipun mengikuti pada yang me-manage, kita juga harus tetap support dari sisi manajemen untuk memutuskan apa yang terbaik untuk perusahaan, jadi kita bisa membantu memberikan view yang akhirnya akan diputuskan oleh founder," tambah Roderick Purwana selaku Managing Partner di East Ventures.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: