Ada Bom Bunuh Diri di Bandung, Video Lawas UAS Naik Lagi: Jangan Katakan Bom Bunuh Diri...
Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) trending di Twitter sejak Kamis (8/12/2022) pagi usai terjadinya aksi bom bunuh di Polsek Astanaanyar, Bandung pada Rabu (7/12/ 2022) pagi yang menewaskan pelaku dan seorang anggota Polri, Aipda Sofyan, yang tengah bertugas.
Belakangan terungkap jika pelaku merupakan mantan narapidana teroris yang pernah dipenjara di Nusakambangan terkait tragedi bom Cicendo (bom panci) pada Maret 2017 lalu.
Baca Juga: Ruhut Sitompul Unggah Potongan Video UAS Soal Bom Bunuh Diri, Aslinya...
Karena kejadian bom bunuh diri itu, warganet kembali mengungkit video lama ceramah UAS yang menyebut bom bunuh diri sebagai jalan jihad. Dalam video yang beredar berdurasi 1 menit 57 detik itu, UAS mendapatkan sebuah pertanyaan dari jemaah tentang warga Palestina yang melakukan bom bunuh diri.
"Apakah bom bunuh diri yang dilakukan pejuang Palestina dibolehkan? Jangan katakan bom bunuh diri tapi katakan gerakan mati syahid, namanya harokah istisyhadiyah. Itu dalil Perang Uhud. Gerakan bunuh diri, padahal gerakan mati syahid. Pada zaman nabi pakai pedang, zaman sekarang meletukkan, meledakkan mati syahid," kata UAS.
"Jangan katakan bom diri, banyak wartawan-wartawan yang tidak islami memakai istilah kafir tanpa dia sadari. Gerakan bunuh diri, padahal gerakan mati syahid," sambungnya.
Tidak hanya itu, UAS menyebut orang yang yang menghina orang yang mati syahid merupakan antek Zionis Amerika.
"Adapun orang yang mengejek ini mati konyol, inilah antek Zionis Amerika. Orang mati syahid, dia katakan mati konyol. Kita pun ikut latah mengatakan 'berita pagi ini, telah mati gerakan bom bunuh diri'. Jangan katakan bom bunuh diri," jelasnya.
Namun, tidak lama setelah videonya terdahulu viral, UAS pernah memberikan klarifikasi bahwa yang dia maksudkan adalah dalam konteks negara Palestina dan tidak berlaku di Indonesia dan negara yang damai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: