Terbang Lebih Tinggi Melalui Transformasi Bisnis, Indonesian Paradise Property Terus Lahirkan Properti Ikonik
Memulai langkah pertama berbisnis properti dengan membangun HARRIS Hotel Tuban Bali pada 2001, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) terus berupaya untuk mengembangkan tempat-tempat gaya hidup yang ikonik serta memperluas segmen bisnis di bidang properti untuk menjadi salah satu perusahaan properti terdepan di Indonesia.
Perseroan merupakan pengembang hotel dan iconic lifestyle destinations yang telah bertahan selama lebih dari dua dekade. Selama itu juga, Perseroan mengimplementasikan beragam strategi, kebijakan, inisiatif, serta langkah strategis yang konsisten guna dapat bersaing di antara banyaknya pesaing di industri perhotelan nasional. Perseroan terus mencari ide dan konsep berdasarkan inovasi dan kreativitas dalam menghadirkan iconic lifestyle destination di setiap lokasi.
Perseroan telah dihadapkan pada semakin ketatnya aturan pemerintah dan keterbatasan lahan. Dengan demikian, penerapan strategi dan kebijakan yang tepat sangat dibutuhkan untuk dapat bertahan dan bersaing, sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif Perseroan di industri perhotelan, penjualan properti, komersial, dan lainnya.
Baca Juga: BI Yakin Perpanjangan Kebijakan DP 0 Persen Pacu Kinerja Properti di 2023
Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan tetap berfokus untuk dapat meningkatkan efisiensi operasional serta mampu mengatasi hambatan dan ancaman yang dihadapi. Dengan strategi yang tepat, Perseroan dapat menghadapi permasalahan yang ada, serta mampu meningkatkan keunggulan bersaing agar bisa terbang lebih tinggi.
CEO sekaligus Direktur Utama PT Indonesian Paradise Property Tbk, Anthony Prabowo Susilo mengungkapkan selama 5 tahun terakhir ini perseroan secara bisnis melakukan transformasi, dan secara manajemen melakukan transisi. INPP sejak 2017 hingga 2002 telah berhasil melakukan transformasi bisnis dari 100% commercial retail dan hotel, namun berkat shifting dan revolusi, perseroan masuk ke segmen property sales yang akan membuat perseroan terbang lebih tinggi.
“Property sales kita dari perjalanan 2017 sampai 2022 kami sudah launching kira kira 4 property produk dimana report 100% dari property tersebut so far kami selesaikan sesuai komitmen,” ucap Anthony.
Namun, Anthony tak memungkiri bila pandemi menjadi kendala terberat perseroan dalam melakukan transformasi, Data riset di market yang membandingkan dampak misalnya pulihnya Bali pasca Bom Bali dengan saat ini lebih jauh berat saat ini. Tapi perseroan masih bertahan karena sebagian besar dari bisnis ini terbantu komponen pusat perbelanjaan yang cukup kuat.
“Tapi di tahun ini, kami kembali efektif bahkan semua lini bisnis hotel kita hampir semua bisa mencapai suatu pencapaian lebih dari tahun 2019. Transformasi menghadirkan INPP yang lengkap, ritel mal, hotel hingga sekarang hunian mixed use. Lima tahun terakhir kami sudah launch 4 properti sales produk dan sudah menghand over 3 properti sales produk,” jelasnya.
Baca Juga: Kalahkan Kota Metropolitan, IKN Jadi Lokasi yang Diyakini Potensial untuk Properti
Perseroan berhasil merilis One residence Jakarta pada 2017 dan meluncurkannya pada 2019. Di Makassar, perseroan mengembangkan 31 Sudirman Suites pada 2019 hingga selesai di kuartal III tahun ini. Kala pandemi, perseroan pun menuntaskan pembangunan Bali Beachwalk Residence. Lalu, perseroan menggarap proyek Antasari Place yang diambil alih proyek di tengah pandemi dan memulai di Juni 2022 ini.
Anthony menyebutkan bila memang tidak sedikit proyek-proyek yang dibangun dari nol, akan tetapi sebanyak 7 dari 24 proyek yang digarap saat ini memang merupakan proyek take over yang mangkrak dan berhasil diselesaikan perseroan.
“Kita tetap melihat opportunity. Jika bisa bangun dari nol, saya lebih memilih itu. Ini kan hanya bagian dari strategi bisnis saja, kita mengambil langkah-langkah kreatif.
Misalnya kami dipercaya untuk menyelesaikan pemasaran, kenapa tidak. Kami yang dicari,” terangnya.
Prospek 2023
Menatap tahun 2023, Indonesian Paradise Property optimis akan pasar properti di Tanah Air meskipun badai resesi mengancam. Pasalnya, perseroan melihat kekuatan makroekonomi yang sangat luar biasa yang memiliki fundamental ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
“Kami tetap optimis dan kami masuk ke market dengan produk yang terukur. Kami juga sudah menyiapkan cash flow yang kuat agar komitmen kami dalam menyelesaikan proyek bisa berjalan baik apapun kondisinya,” ungkapnya.
Anthony menuturkan bila pada tahun 2023 INPP memiliki sebanyak lima sampai dengan enam proyek yang akan dikembangkan. Di Jakarta, perseroan tengah menyelesaikan proyek Antasari Place. Lalu, di Bandung perseroan akan melakukan ekspansi ddengan mengembangkan 23 pasar. Selanjutnya, di Makassar perseroan membangun mixed use antara hunian kelas atas di harga Rp2-5 miliar yang sudah mulai akan orbit tahun ini dan di tahun depan kita akan handover hotel Hyatt Place. Ini semacam adiknya Grand Hyatt ini akan menjadi Hyatt Place pertama di Indonesia yang kita bawa ke Makassar.
Baca Juga: Secara Keseluruhan, Kinerja Sektor Properti 2022 Tunjukkan Tren yang Membaik
Selain itu, di Kota Makassar juga perseroan tengah merencanakan membangun development mix dan rencananya di tahun depan juga akan merilis satu produk pertama di Kota Balikpapan dan juga berencana mengembangkan ke Kota Semarang. Sehingga, perseroan telah hadir di 5 kota yakni, Jakarta, Bandung, Makassar, Balikpapan dan Semarang.
“Tahun 2023 kami berharap bisa lebih tinggi dari 2022, kita harapkan bisa cuma tergantung dari property sales yang nanti kita akan kuatkan di tahun 2023. Ada 3 pilar yaitu commercial, hospitality, residence. Jadi gini nanti posisi tutup tahun, september sampai desember jadi nanti pembukuan property sales agak besarnya nanti d Q4 jadi nanti kita berharap pas tutup tahun itu sekitar commercial, property sales masing masing 35% sisanya di hospitality,” ucapnya.
Dorong Industri Perumahan Semakin Hijau
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang menjadi blueprint untuk mencapai masa depan lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2030 juga tak lepas dari fokus perseroan ke depan. Karena, tak hanya semata soal binis, konsumen perseroan yang memang generasi milenial sangat memperhatikan gaya hidup yang lebih hijau, natural, dan sehat.
“Kami sangat konsen soal ini, termasuk soal arsitektur hijau, desain yang mengedepankan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Ritel area atau mal kami juga tidak sepenuhnya akan dicover C, tapi kamu bikin hybrid seperti di luar negeri misalnya di Singapura,” jelasnya.
Selain itu, konsep bangunan hijau yang lebih luas atau yang dikenal dengan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) terus dijalankan oleh perseroan. “Kami sangat mendukung tujuan dari SDGs soal pembangunan berkelanjutan. Kami memaksimalkan recycle water. Jadi kami bukan hanya soal arsitekturnya dan penyediaan RTH, tapi juga memaksimalkan tata pengelolaan gedung, terutama soal penggunaan air, kami meminimalisir limbah dan penggunaan air berlebih. Jadi bekerja sama dengan banyak pihak untuk mengelola air dengan teknologi tinggi dan termutakhir,” tutup Anthony.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri