Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

2 Bulan Menjabat, Ini Manuver Heru Budi yang Paling Disorot Sampai Disebut 'Hilangkan' Jejak Anies Baswedan

2 Bulan Menjabat, Ini Manuver Heru Budi yang Paling Disorot Sampai Disebut 'Hilangkan' Jejak Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) berjabat tangan dengan Kasetpres Heru Budi Hartono (kanan) usai melakukan pertemuan di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/10/2022). Heru Budi Hartono terpilih menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan yang akan mengakhiri jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Minggu (16/10/2022). | Kredit Foto: Firdaus Winanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usai menjabat sejak Oktober 2022 lalu, manuver Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ramai diperbincangkan, salah satunya saat merombak jajaran pejabat Pemprov DKI dan mengubah slogan 'Kota Kolaborasi' resmi berganti menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'.

Terkait perubahan slogan Jakarta, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI, Raides Aryanto, mengungkap alasannya, yaitu berharap bisa mendukung warga DKI untuk menyinergikan perpindahan ibu kota.

"Serta sebagai bagian dari pelaksanaan program Rencana Pembangunan Daerah (RPD)," kata Raides dalam keterangannya di Jakarta, Senin (12/12/2022).

Baca Juga: Heru Ganti Slogan Sukses Jakarta untuk Indonesia, Relawan Anies: Jadi Doa Buat Kesuksesan Anies?

Namun demikian, Raides menegaskan pihaknya tidak akan mengganti logo +Jakarta. Dijelaskan dia, semangat logo lama akan berlanjut dalam RPD 2023-2026 yang sudah ditetapkan. Menurut dia, logo dan semangat yang ada dalam kata 'Kolaborasi' tetap diarahkan dalam beberapa isu strategis di banyak program.

Raides melanjutkan, RPD yang dimaksud dan bernada kota untuk semua, akan menjadikan Jakarta ke depannya mempromosikan inklusivitas. Utamanya, saat semua warga bisa merasakan manfaat dan mempunyai hak sama untuk tinggal. 

"Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup serta pembangunan berkelanjutan," ucapnya.

Khusus isu strategis yang dimaksud, kata Raides, akan difokuskan pada Ketahanan Terhadap Bencana, Pemerintahan Dinamis dan Transformasi Layanan Publik, Ketahanan Ekonomi Inklusif, Kota Berkelanjutan Berbasis Digital dan Komunitas, Manusia Sehat, Berdaya Saing Setara serta Pemerataan Pembangunan.

Raides menambahkan, dua tahun ke depan, RPD juga akan berfokus pada tiga isu prioritas milik Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono. Tiga isu tersebut, mencakup kemacetan, penanggulangan banjir hingga pertumbuhan ekonomi.

"Dalam pelaksanaan RPD ini, Pemprov DKI akan melanjutkan semangat kolaborasi yang sudah terbangun di Jakarta," jelas dia.

Penggantian slogan seperti menjadi bagian dari rencana besar Heru Budi mengganti hal-hal 'berbau' atau terkait Anies Baswedan di Ibu Kota. Diketahui, beberapa pekan setelah Heru resmi menjabat Pj Gubernur DKI Jakarta, beberapa direksi dan komisaris beberapa BUMD DKI seperti PT Jakarta Propertindo dirombak habis-habisan.

Tak sampai di sana, hal itu juga berlaku pada BUMD DKI PT MRT Jakarta yang dirombak Heru, bahkan di bulan pertama dia menjabat. Baru-baru ini, pada awal Desember, Pj Heru Budi Hartono juga menggeser posisi Sekda Marullah Matali menjadi Deputi Kegubernuran.

Perombakan massal yang dilakukan Heru itu terjadi, meski dia baru dua bulan menjabat Pj Gubernur DKI. Khusus soal Marullah, Heru beralasan, jabatan baru Marullah yang baru lebih terhormat.

"Perlu saya sampaikan di sini bahwa tugas-tugas pak deputi sangat terhormat," kata Heru di Balai Kota, Senin (5/12/2022).

Dia mengatakan, Marullah dalam tugas barunya berperan dalam membantu Pj Gubernur melaksanakan tugas di DKI sesuai amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi). Oleh sebab itu, dia menyebut tugas Marullah akan ada di lingkup yang lebih besar.

Heru menjelaskan, dalam tugas baru Marullah, dirinya akan mengerjakan beberapa tugas fungsi sebagai deputi yang mewakili Pj Gubernur. Dia menyontohkan, pada tahun depan, Marullah akan ditugaskan untuk membantu penyelenggaraan Jakarta sebagai tuan rumah pertemuan Mayors and Governors Meeting of the ASEAN Capital 2023 (MGMAC 2023) di Jakarta.

Jejak Anies lain yang kini dihapus termasuk nama Anies Baswedan yang sebelumnya tertera di tiap lapangan berstandar FIFA di lima perkampungan warga di Jakarta. Diketahui, selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies membangun lima lapangan berstandar FIFA di dalam perkampungan warga dengan tujuan agar warga kelas bawah bisa menikmati lapangan dengan fasilitas bagus secara gratis.

Lima lokasi Lapangan Ingub itu di antaranya berada di Serdang, Jakarta Pusat; Muara Angke, Jakarta Utara; Kemanggisan, Jakarta Barat; Jagakarsa, Jakarta Selatan; dan Klender, Jakarta Timur. Saat ini, nama Anies Baswedan yang tertera di kawasan lapangan Ingub itu diganti dengan Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta.

Baca Juga: Refly Harun Sebut Heru Budi Sengaja Obrak-abrik Karya Anies Baswedan di Jakarta Karena Mandat dari Istana

Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli, mengkritik penggantian slogan DKI menjadi 'Sukses Jakarta Untuk Indonesia'. Menurutnya, slogan baru yang menggantikan 'Kota Kolaborasi' itu tidak memotivasi warga DKI untuk memajukan Jakarta.

"Slogan baru tidak keren, tidak memotivasi warga Jakarta," kata Taufik kepada awak media, Senin (12/12/2022).

Menurutnya, hal itu berbeda dengan slogan Jakarta sebelumnya 'Kota Kolaborasi Maju Kotanya Bahagia Warganya' yang mengajak bersama berkolaborasi. Ihwal demikian, dalam slogan yang baru 'Sukses Jakarta Untuk Indonesia' kata dia, tidak memotivasi harapan warga DKI agar mendapat kehidupan yang lebih baik.

"Bandingkan dengan Jakarta kota berkolaborasi. Bandingkan dengan 'Maju Kotanya Bahagia Warganya'. Mungkin Pemda DKI sekarang sulit mencari konsultan branding," jelasnya.

Sementara itu anggota Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan, penggantian slogan yang ada saat ini, berkesinambungan dengan Jakarta 'Kota Kolaborasi'. Sehingga, diharapkannya bahwa semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada bisa mengatasi masalah utama di DKI nantinya.

"Artinya kalau slogan saja antara 'Kota Kolaborasi' dan slogan baru ini sama-sama ada konektivitas gitu kan. Sama-sama membenahi Jakarta, tidak ada perbedaan," kata Nova.

Baca Juga: Heru Budi Disebut Refly Harun Sebagai Gubernur ‘Antek-antek’ Istana: Dia Itu Gubernur Giveaway!

Menurut Nova, semua pemimpin baru yang ingin menunjukkan eksistensinya. Dia menilai, Pj Gubernur Heru Budi memiliki hak untuk mengubah slogan DKI Jakarta.

"Saya bilang tadi hanya dimodifikasi saja, dan tujuannya saya kira sama nggak ada beda," ucapnya.

Terpisah, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengatakan, perubahan slogan 'Kota Kolaborasi' menjadi yang baru ditujukan agar semakin menyukseskan Indonesia ke depan. Pasalnya, 'Kota Kolaborasi' yang telah sukses membawa berbagai program, sudah bisa menjadi fondasi tujuan yang lebih besar melalui slogan baru.

"Setelah ini dinaikkan jadi kota kolaborasi untuk Indonesia. Jadi slogan saling menguatkan," kata Gembong.

Menurutnya, slogan 'Sukses Jakarta Untuk Indonesia' mengandung arti suksesnya kolaborasi yang dilandasi di Jakarta. Oleh sebab itu, dia menilai baik penggantian slogan itu.

"Nggak ada ngilangin warisan (Anies) motif itu nggak ada," katanya.

"Justru era Anies ada upaya sistematis menghilangkan jejak Ahok," kata Gilbert menambahkan.

Dia membantah anggapan pada masa Heru menjabat, jasa-jasa Anies dihilangkan secara serentak. Alih-alih demikian, dia menyebut, masa bakti Pj Gubernur Heru di Jakarta selama lebih dari 30 tahun sudah terpercaya di Jakarta.

"Saya yakin tidak ada upaya Pemprov DKI untuk menghilangkan (jejak Anies di Jakarta)," jelas dia.

Gilbert meminta, tidak ada upaya playing victim dari pendukung Anies setelah mantan Mendikbud itu tidak memimpin Jakarta. Dia menegaskan, cara tersebut cenderung sudah basi setelah digunakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dulu.

"Pejabat DKI sekarang masih 99 persen yang diangkat Anies," tutur Gilbert.

Adapun, pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul mengkritik perubahan slogan Jakarta oleh Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono menjadi ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’. Menurutnya, langkah yang diambil dari Pemprov DKI ini menunjukkan kelemahan utama setiap pemerintah daerah yang kerap membuat kebijakan fiktif.

"Kebijakan fiktif ini lebih kepada untuk nyari panggung, ini kan nggak bagus," kata Adib ketika dikonfirmasi, Selasa (13/12/2022).

Dia menambahkan, ihwal mengganti nama atau slogan hingga rotasi pejabat yang dekat dengan Anies, akan lebih baik jika Heru melanjutkan kebijakan strategis. Selama Anies menjabat, Adib menyebut ada beberapa program yang sebaiknya bisa dilanjutkan.

Baca Juga: Heru Budi Rombak Aturan Lagi, Kali Ini Batas Usia Pegawai PJLP DKI Jakarta Hanya Sampai 56 Tahun Saja

"Kalau warisan Anies baik ya lanjutkan, kalau jelek ya tinggalkan. Dulu Anies juga saya kritik soal ganti slogan rumah sakit jadi rumah sehat untuk Jakarta," kata Adib.

Adib menyarankan, agar Heru bisa berfokus pada tugasnya di Jakarta. Selain beberapa tugas yang diberikan Presiden Jokowi, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) lapangan pekerjaan hingga pelayanan mudah seharusnya bisa difokuskan. 

"Itu yang harusnya dikerjakan," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: