Dibandingkan Jokowi di 2014, Kondisi Anies Baswedan Jauh Lebih Baik untuk Nyapres di 2024: Jokowi Tidak Tuntas di Jakarta!
Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun angkat suara mengenai perkembangan laju Anies Baswedan yang terus melakukan manuver menuju Pilpres 2024.
Refly menilai apa yang menjadi kondisi politik Anies Baswedan saat ini melibihi apa yang terjadi pada Jokowi di 2014 lalu.
“Secara akademik dan pengalaman ketika kita bandingkan Jokowi 2014 dengan Anies 2022 ini, saya katakan Anies tidak kalah, bahkan to some extend unggul,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Rabu (14/12/22).
Hal ini Refly ungkapkan melihat rekam jejak Jokowi sebelum 2014 dan Anies Baswedan sejauh ini. Dari sisi akademik menurut Refly Anies jelas lebih unggul dengan memiliki gelar PhD luar negeri.
Dari sisi pengalaman, Anies menurut Refly unggul dengan rekam jejak menjabat sebagai Menteri Pendidikan serta menuntaskan jabatan 5 tahun sebagai seorang Gubernur, sesuatu yang Jokowi tidak bisa lakukan di masa lalu.
"Anies menyelesaikan satu periode sebagai Gubernur DKI, Jokowi hanya menyelesaikan dua tahun saja dan itu tidak efektif," ungkapnya.
“Jadi seharusnya tidak ada keraguan kepada siapapun bahwa tongkat kepemimpinan bangsa ini bisa dilanjutkan oleh siapa saja yang menggantikan Jokowi,” ungkap Refly.
Refly juga menyinggung soal NasDem yang menyebut ada partai lain selain PKS dan Demokrat yang akan merapat ke barisan Anies Baswedan.
Menurut Refly, hal ini bisa terjadi karena faktor Anies juga yang telah jadi magnet politik lewat kinerjanya selama ini.
“Kita harus pahami bahwa pesona Anies Baswedan ini mungkin membuat partai-partai lain tergerak ‘waduh boleh juga ini barang’ kira-kira begitu,” ujar Refly.
Refly menduga PPP dari KIB berpotensi masuk ke barisan Anies.
“Bisa juga yang bergabung adalah PPP, karena kalau gabung itu sesungguhnya tidak memengaruhi KIB, jadi Golkar dengan 85 kursi plus PAN sudah cukup menyalonkan Presiden,” jelasnya.
Hal ini Refly sebut mengingat PPP sangat bisa mengalihkan dukungan ke Anies karena dukungan akar rumput yang kuat serta komposisi syarat ambang batas KIB yang tidak adak terpengaruh seandainya memang cabut dukungan dari koalisi berbasis partai pemerintahan ini.
Selain PPP dari KIB yang punya kemungkinan mengalihkan dukungan ke Anies, maka tiga partai parlemen lain dari kubu istana yakni Gerindra, PKB, dan PDIP juga punya peluang merapat ke Anies Baswedan.
“Yang paling potensial ini di luar koalisi hanyalah Partai Gerindra, PKB, dan PDIP, apakah mungkin PDIP yang akan bergabung?” ujar Refly.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengklaim ada satu partai politik (parpol) yang bakal bergabung ke barisan partai pendukung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024.
"Insya Allah (satu parpol bergabung)," kata Ahmad Ali saat berkunjung ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dikutip dari laman detik.com, Rabu (14/12/22).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: