Kemenkop-UKM: UMKM Milik Perempuan Lebih Dukung Praktik Ramah Lingkungan
Menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan kini telah menjadi salah satu prioritas baru dalam sektor industri dan usaha di Indonesia dan secara global. Dengan berbagai program baru terus diinisiasi baik oleh Pemerintah, swasta, dan masyarakat secara keseluruhan potensi dari sektor bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan ini pun terus berkembang dan semakin besar.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menjelaskan bahwa berdasarkan hasil riset yang dirilis oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) RI bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 2021 mencatat bahwa dari 3.000 unit pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang disurvei, 95%-nya telah menunjukkan minat dan dukungan terhadap praktik usaha ramah lingkungan. Di mana pelaku usaha yang memiliki kecenderungan terhadap praktik ramah lingkungan sebagin besar adalah perempuan.
"Hal ini [praktik usaha ramah lingkungan yang ditunjukkan] meliputi sikap pelaku usaha dalam menggunakan energi secara efisien, mengurangi sampah dalam proses produksi mereka, serta menerapkan menerapkan praktik ramah dalam menguntungkan usahanya dalam jangka panjang. Bahkan yang menarik dari hasil riset tersebut menunjukkan UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih mendukung praktik ramah lingkungan dan inklusif dibandingkan dengan UMKM yang dimiliki laki-laki," tutur MenkopUKM Teten Masduki dalam sambutannya di acara peluncuran gerakan Tokopedia Hijau pada Rabu (15/12/2022).
Baca Juga: Pemerintah Dorong Pelaku Fintech Berkontribusi Percepat Digitalisasi UMKM di Indonesia
Hadir dalam acara yang sama, Ali Alkatiri selaku Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok KemenkopUKM RI menjelaskan bahwa dengan adanya UU Cipta Kerja No. 11 Tahun 2020 berserta peraturan turunnya PP No. 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, maka profil usaha mikro, kecil, dan menengah ini berubah menjadi pada posisi saat ini dengan jumlah untuk usaha mikro ini sekitar 64 juta unit usaha, untuk usaha kecil sekitar 194 ribu, dan usaha menengah sekitar 45 ribu.
"Profil [usaha mikro, kecil, dan menengah] luar biasa sekali, kalau itu tidak ikut dalam mainstreaming gerakan ramah lingkungan, maka ini nanti akan menjadi permasalahan yang cukup mendasar dalam kaitannya dengan supply chain nasional maupun ketika kita ingin masuk akses pasar global," ujar Ali.
Melanjutkan pada penjelasan terkait dengan potensi industri ramah lingkungan, Public Affair Senior Lead Tokopedia Aditia Grasio Nelwan menyampaikan bahwa berdasarkan dari yang dipaparkan oleh KemenkopUKM RI, 70% program prioritas KemenkopUKM RI menyasar UMKM serta koperasi anak muda, perempuan dan fokus mengembangkan usaha ramah lingkungan, derdasarkan data yang dikeluarkan oleh dari KemenkopUKM dan SMERU, 81% anak muda tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan.
Sementara dari data Tokopedia dalam melihat potensi industri berkelanjutan di tahun 2022 ini, Aditia mengungkapkan bahwa masyarakat atau pengguna Tokopedia secara nasional telah banyak yang mulai mencari produk ecofriendly terutama yang berada di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
"Kami juga melihat adanya peningkatan penjualan produk tas daur ulang, yaitu meningkat 2,5 kali lipat selama tahun 2022 dan juga 1,5 kali lipat peningkatan produk daur ulang. Jadi memang [produk ramah lingkungan[ dari sisi permintaan sudah ada dan dari sisi penjual juga sudah ada, jadi potensinya sudah cukup besar," terang Aditia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti