Apa Benar PDIP Partai Wong Cilik? Survei: Megawati Cs Dianggap Publik Mewakili…
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali memaparkan hasil survei yang mereka lakukan. Kali ini berkaitan dengan keterwakilan masyarakat kaya dan misikin oleh partai politik.
Umumnya pemilih mendefinisikan dirinya sebagai orang miskin. Menurut pemilih, ada dua partai yang memiliki karakter yang berbeda secara signifikan dengan aspirasi pemilih dalam hal posisi kelas kaya dan miskin, yakni PDIP dan PKB. PDIP dipersepsi mewakili kalangan kaya, sementara PKB terlalu mewakili kalangan miskin. Sementara partai-partai lain cenderung tidak berbeda dengan sikap pemilih.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani menyatakan bahwa PDIP yang dipersepsi lebih cenderung mewakili orang kaya adalah temuan yang menarik.
“Selama ini PDIP diasumsikan sebagai partai yang memperjuangkan lapisan masyarakat bawah,” kata saiful sebagaimana dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (15/12/22).
Namun Saiful mengingatkan tentang teori politik aliran yang dikembangkan oleh Clifford Geertz yang membuat tiga tipe agama di Jawa: priyayi, santri, dan abangan. Tiga tipe ini memiliki hubungan dengan partai politik: yang santri mendukung partai-partai Islam, abangan mendukung PKI, dan priyayi mendukung PNI, dan PNI adalah proto PDIP.
“Kekuatan antara PNI dan PDIP kurang lebih sama, kekuatan PNI sekitar 22 persen pada Pemilu 1955, sekarang PDIP mendapatkan suara sekitar 20 persen. PNI adalah partai kaum ningrat Jawa, bukan partai abangan atau kelas bawah. Data ini, menurut Saiful, menunjukkan ada kontinuitas bahwa PDIP adalah kelanjutan dari PNI, dan PNI merepresentasikan kelompok ningrat, terutama di Jawa,” lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto