Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Paris Turun ke Jalan, Protes Pemerintahan Prancis dan NATO

Rakyat Paris Turun ke Jalan, Protes Pemerintahan Prancis dan NATO Kredit Foto: Reuters/Ints Kalnins
Warta Ekonomi, Paris -

Kerumunan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di ibu kota Prancis pada Sabtu (17/12/2022) untuk memprotes kebijakan Prancis terhadap Rusia dan negara anggota NATO.

Reli besar-besaran itu diorganisir oleh partai sayap kanan Les Patriotes (The Patriots), yang dipimpin oleh Florian Philippot, mantan wakil ketua National Rally Marine Le Pen.

Baca Juga: Satu Anggota Dicap Membangkang, Apa Sih Mau NATO?

Philippot telah mengorganisir protes yang dijuluki "perlawanan" sejak musim gugur, menuntut agar Prancis meninggalkan NATO dan Uni Eropa, serta mengkritik kebijakan ekonomi dan luar negeri Presiden Emmanuel Macron.

Pada Sabtu (17/12/2022), para demonstran terlihat membawa spanduk dan plakat bertuliskan: "Prancis harus meninggalkan NATO", "pemakzulkan Macron", dan "Perlawanan!"

Mereka juga terlihat mengibarkan bendera nasional Prancis dan meneriakkan "Ursula, diam!" merujuk pada ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

Protes, di mana Philippot sendiri ambil bagian, dipicu khususnya oleh tingginya harga energi yang memaksa bisnis kecil di seluruh Prancis tutup, jelasnya kepada kantor berita video Ruptly.

"Kita harus menghentikan sanksi anti-Rusia, karena itu tidak membawa perdamaian di sana tetapi membawa kesengsaraan di sini," katanya.

Foto dan video yang diterbitkan oleh politisi di media sosial menunjukkan kerumunan besar berbaris melalui jalan-jalan di pusat kota Paris. Pejabat Prancis belum mengomentari rapat umum tersebut dan tidak memberikan angka resmi mengenai jumlah demonstran.

Media Prancis sebagian besar mengabaikan acara tersebut juga. Menurut situs web Les Patriotes, demonstrasi serupa diadakan pada bulan September dan Oktober.

Protes juga terjadi ketika negara tetangga Belgia menyaksikan demonstrasi besar-besaran yang diikuti oleh lebih dari 16.000 orang di Brussel awal pekan ini.

Ribuan orang turun ke jalan di ibu kota Belgia pada hari Jumat untuk menuntut pembekuan harga energi yang melonjak, dan pembayaran yang lebih baik, di tengah tingginya inflasi di Belgia dan Uni Eropa.

Harga gas dan listrik meroket di Eropa karena tekanan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19 semakin diperparah oleh jatuhnya sanksi UE terhadap Moskow atas konflik di Ukraina.

Pasokan energi Rusia ke blok tersebut kemudian semakin berkurang di tengah upaya UE untuk melepaskan diri dari impor energi Moskow sama sekali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: