Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu Anggota Dicap Membangkang, Apa Sih Mau NATO?

Satu Anggota Dicap Membangkang, Apa Sih Mau NATO? Kredit Foto: Reuters/Yves Herman
Warta Ekonomi, Berlin -

Angkatan Darat Jerman kekurangan senjata dan peralatan untuk sepenuhnya menyelesaikan tugas-tugas NATO-nya, termasuk pertahanan sayap timur blok tersebut, majalah Der Spiegel dan surat kabar Die Welt melaporkan pada Selasa (13/12/2022).

Dilansir RT, outlet tersebut mengutip laporan rahasia oleh Menteri Pertahanan Christine Lambrecht kepada komite pertahanan parlemen.

Baca Juga: Tetangga Indonesia Punya Status Baru dari Jerman, Ternyata Bukan Kaleng-kaleng!

Dokumen tersebut menyatakan militer Jerman (Bundeswehr), tidak dapat menyumbangkan artileri ke unit seukuran batalion multinasional NATO yang ditempatkan di Lituania, karena akan “bergantung pada akuisisi.”

Ia mencatat masalah penyediaan pertahanan udara untuk unit tersebut dari tahun 2023 karena sistem rudal Patriot MIM-104 buatan AS, yang digunakan oleh Jerman, saat ini “terikat” dengan pasukan tanggap cepat blok tersebut.

Tentara juga dilaporkan kekurangan peralatan radio yang aman, yang hanya dapat diperoleh “di tahun-tahun mendatang”.

“Karena keterlambatan proyek TI yang penting,” komponen digital Jerman dalam pasukan tanggap cepat NATO juga terbatas dan hanya memenuhi “persyaratan minimal”.

"Defisit kemampuan yang cukup besar" dilaporkan dalam pertahanan udara Bundeswehr, serta kekurangan beberapa pasokan untuk layanan medis.

“Kesenjangan personel, material, infrastruktur, suku cadang, dan amunisi, yang tercipta selama beberapa dekade kekurangan dana struktural, tidak dapat ditutup dengan goresan pena,” tulis Lambrecht, seperti dikutip dari Die Welt.

Ada banyak laporan kekurangan di Bundeswehr sejak Jerman mulai memasok Ukraina dengan senjata berat, termasuk howitzer dan sistem anti-tank, serta berbagai jenis amunisi.

Situs berita Business Insider edisi Jerman melaporkan bulan lalu bahwa Bundeswehr memiliki stok amunisi hanya untuk satu atau dua hari pertempuran.

Frank Haun, kepala produsen tank terbesar di Eropa KNDS, mengatakan kepada surat kabar Suddeutsche Zeitung pada hari Sabtu bahwa Angkatan Darat Jerman telah “diperas seperti lemon” selama bertahun-tahun. Dia menambahkan bahwa konflik Ukraina telah menyoroti kekurangan senjata berat, seperti tank dan sistem artileri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: