Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Barat dan NATO Sampai Diultimatum, Cita-cita Macron Bawa Rusia dan Ukraina Berunding Mulus?

Barat dan NATO Sampai Diultimatum, Cita-cita Macron Bawa Rusia dan Ukraina Berunding Mulus? Kredit Foto: Reuters/Ludovic Marin
Warta Ekonomi, Paris -

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menegaskan kembali keyakinannya bahwa konflik di Ukraina pasti akan diselesaikan di meja perundingan.

Ia menambahkan, bahwa Barat dan NATO khususnya harus memberikan jaminan keamanan tidak hanya untuk Kiev, tetapi juga Moskow, untuk mengamankan perdamaian abadi.

Baca Juga: Jadi Sorotan, Aksi Emmanuel Macron Sampai Turun ke Lapangan Rupanya Bisikkan...

“Hari perdamaian akan melibatkan diskusi. Pertama dan terpenting untuk jaminan ke Ukraina, untuk integritas teritorialnya, keamanan jangka panjangnya. Tetapi juga untuk Rusia, sebagai pihak yang akan melakukan gencatan senjata dan perjanjian damai,” kata Macron dalam wawancara dengan saluran TF1 dan LCI yang disiarkan pada hari Selasa (20/12/2022).

Pemimpin Prancis pertama kali menyuarakan gagasan "jaminan keamanan" untuk Rusia awal bulan ini, dengan alasan bahwa salah satu "poin penting" yang harus ditangani NATO adalah kekhawatiran Rusia bahwa blok militer "datang tepat ke pintunya, dan penyebaran senjata yang dapat mengancam Rusia.”

Komentarnya memicu rentetan kritik tidak hanya dari Kiev tetapi juga sesama pemimpin Uni Eropa dari Polandia, Slovakia, dan negara-negara Baltik.

Diplomat Prancis mencoba untuk mengecilkan komentar tersebut, bersikeras bahwa itu diambil "di luar konteks", sementara Macron sendiri mendesak sekutu Eropa untuk tidak "menciptakan kontroversi yang sebenarnya tidak ada".

Dalam wawancara terbaru, Macron mendesak para kritikus untuk menjelaskan alternatif seperti apa untuk pembicaraan akhir dengan Moskow yang mereka usulkan.

“Apa yang diusulkan oleh orang-orang yang menolak untuk mempersiapkan ini dan mengerjakannya adalah perang penuh. Ini akan melibatkan seluruh benua,” katanya.

Desember lalu, Rusia mengajukan daftar tuntutan keamanan kepada AS dan NATO, meminta Barat untuk memberlakukan larangan Ukraina memasuki blok militer, sambil bersikeras bahwa NATO harus mundur ke perbatasannya tahun 1997, sebelum mulai berkembang.

Pada bulan Januari, AS dan NATO menolak, dengan mengatakan mereka hanya akan tertarik pada pembicaraan pengendalian senjata strategis. Sejak konflik di Ukraina meningkat pada bulan Februari, blok tersebut juga bergerak untuk menyambut Swedia dan Finlandia ke dalam aliansi militer, meskipun perluasan tersebut belum diselesaikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: