Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kecelakaan, Pakar: Memang Sejak Awal Itu Proyek yang Dipaksakan

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kecelakaan, Pakar: Memang Sejak Awal Itu Proyek yang Dipaksakan Jokowi | Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar kebijakan publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, mengomentari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang mengalami kecelakaan. Menurutnya, KCJB sedari awal memang seperti proyek yang dipaksakan.

Dia mengungkit soal proyek KCJB yang mulanya akan dimenangkan oleh Jepang lantaran analisis lingkungannya. Namun di akhir, tiba-tiba tender dimenangkan oleh China.

Baca Juga: Waduh! Orang-Orang di Proyek Kereta Cepat Bisa Jadi Sasaran Empuk KPK, Ternyata Gara-Gara Ini

"Proyek ini terkesan bukan bottom-up tapi top-bottom. Jadi, dua pemimpin antara Indonesia dengan Presiden China itu bersepakat jadi top-down," kata dia, dikutip dari video yang diunggah di kanal Youtube-nya, Jumat (23/12/2022).

Dia menjabarkan, realisasi proyek KCJB sangat tidak profesional sejak awal. Pertama, terkait pembiayaan yang semula dikatakan tak akan melibatkan APBN. Namun nyatanya, karena biaya proyek membengkak, pada akhirnya APBN juga turut andil dalam pembiayaan proyek.

Kedua, proyek ini kerap kali mengalami kesalahan perencanaan. Konstruksi yang sudah berdiri kemudian dibongkar dengan alasan lahan yang tidak aman.

"Akhirnya diarahkan ke jalur yang lain, itu pemborosan," ungkapnya.

Kemudian, kecelakaan kerja juga sering terjadi selama proyek ini. Teranyar, kecelakaan kerja terjadi pada Minggu (18/12/2022) dan menyebabkan dua orang tewas dan empat orang luka-luka.

"Saya kira ini menunjukkan ketidakprofesionalan ya, mulai dari awal ini sudah dipaksakan. Karena memang ini terkesan dipaksakan, memang lebih baik proyek ini dibatalkan saja," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: