Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Buronan FBI Usai Pilih Masuk Islam, Kisah Wanita Eks Intelijen Amerika Serikat: Mereka Takut Orang-orang Seperti Saya

Jadi Buronan FBI Usai Pilih Masuk Islam, Kisah Wanita Eks Intelijen Amerika Serikat: Mereka Takut Orang-orang Seperti Saya Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria

Monica yang bernama Muslim Fatemah Zahra ini merupakan lulusan dari dari University of Maryland, College Park dan gelar master dari Universitas George Washington (GWU). Dia juga memiliki sertifikasi bahasa Persia dari Defense Language Institute.

Teman-teman sekelas di GWU menggambarkan Witt sebagai orang yang pendiam dan introvert. Meskipun ketika dia berbicara tentang dinas militernya, dia menggambarkan dengan jelas tentang serangan pesawat tak berawak, pembunuhan di luar hukum, dan kekejaman terhadap anak-anak. Ini lah yang menjadi penyebab dia terserang insomnia.

Baca Juga: Jelas-jelas Membunuh Itu Melanggar Ajaran, Wapres Ma'ruf Amin: Teroris Itu Bukan Islam!

Karier Monica

Monica bekerja dengan intelijen militer, dia bergabung dengan Angkatan Udara Amerika Serikat pada Desember 1997. Sebagai bagian dari spesialisasi Angkatan Udara, Moica diberi akses ke SECRET dan TOP SECRET "informasi pertahanan nasional yang berkaitan dengan intelijen asing dan intelijen Amerika Serikat, termasuk HUMINT yang berisi nama sebenarnya dari sumber intelijen dan agen klandestin dari Amerika Serikat.

Sekitar Februari 1998 hingga April 1999, dia ditugaskan ke Lembaga Bahasa Pertahanan untuk dilatih dalam bahasa Persia. Antara Mei 1999 hingga November 2003, di ditugaskan beberapa kali untuk melakukan misi rahasia dan mengumpulkan sinyal intelijen tentang musuh Amerika Serikat.

Selama awal Perang Irak, Sersan Witt adalah seorang Analis Bahasa Kriptologis Udara yang ditugaskan ke Skuadron Pengintai ke-95, yang ditempatkan di Pangkalan Angkatan Laut Kreta. Ketika perang meletus pada tanggal 20 Maret 2003, tiga pekan berikutnya dia melakukan operasi tempur besar yang berkelanjutan.

Dia menjadi anggota awak pesawat Boeing RC-135V atau W Rivet Joint. Untuk tugas ini, Monica dianugerahi Medali Udara oleh Presiden AS George W Bush.

Monica lantas berpartisipasi dalam penerbangan udara yang berkelanjutan dari 29 Maret hingga 18 April. Selama periode ini, angkatan udara dan keberanian Sersan Witt dapat menyelesaikan misi pengintaian dalam mendukung Operasi IRAQI FREEDOM , dalam kondisi yang sangat berbahaya, dia menunjukkan kemahirannya yang luar biasa dan pengabdian yang teguh pada tugas.

Kemampuan profesional dan pencapaian udara luar biasa dari Sersan Witt mencerminkan penghargaan besar pada dirinya dan Angkatan Udara Amerika Serikat.

Monica lalu dipindahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Andrews dari Pangkalan Angkatan Udara Offutt pada November 2003, dan mulai penugasannya sebagai agen khusus Kantor Penyelidikan Khusus (OSI) Angkatan Udara, dengan fokus pada penyelidikan kriminal dan intelijen. Witt melanjutkan operasi rahasia di Timur Tengah, dan memiliki akses ke program akses khusus (SAP) informasi rahasia hingga Agustus 2010.

Baca Juga: Mossad Punya Perhitungan, Informasi Intelijen Bilang Peran Luar Biasa Iran di Rusia

Sepanjang layanannya dengan militer AS, Witt dikerahkan ke Arab Saudi, Diego Garcia, Yunani, Irak, dan Qatar. Selain Air Medal-nya, Witt menerima tiga Medali Penghargaan Angkatan Udara dan tiga Medali Prestasi Udara.

Witt berpisah sebagai sersan teknis pada bulan Juni atau Maret 2008. Ini karena dia berniat untuk memeluk Islam dan tentu menjadi pendorong dalam keputusannya untuk meninggalkan Angkatan Udara.    

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: