Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Segala Cara Dilakukan Oligarki untuk Jegal Anies Termasuk Lewat KPK, Sentilan Refly Harun: Istana Tidak Happy

Segala Cara Dilakukan Oligarki untuk Jegal Anies Termasuk Lewat KPK, Sentilan Refly Harun: Istana Tidak Happy Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Refly Harun menyoroti calon presiden Partai NasDem Anies Baswedan yang ikut tereret dalam pusaran kasus dugaan korupsi Formula E yang kini tengah diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain itu, ia juga mengaitkan hal ini dengan penggeledahan kantor Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa oleh KPK beberapa waktu lalu. Menurut Refly, kedua agenda tersebut dilakukan untuk menjegal Anies karena sosoknya yang tak disukai oleh rezim.

Baca Juga: Anies Jangan Mimpi Jadi Presiden! Guntur Romli: Takut Ucapin Selamat Natal karena Tekanan Kelompok..

"Kalau kita berbicara rezim itu sebuah bangunan kekuasaan yang tidak hanya diisi oleh orang-orang yang secara formal memerintah tapi juga behind the scene, tokoh-tokoh yang ada di belakang layar. Terutama tokoh-tokoh yang kuat ekonomi yang kuat yang kadang-kadang kita katakan oligarki," kata Refly Harun, Selasa (27/12/2022).

Ia mengatakan, rezim yang berkuasa saat ini telah menyusun agenda agar Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Upaya awalnya adalah dengan menarik Partai Amanat Nasional (PAN) keluar dari oposisi dan masuk ke lingkar kekuasaan. Diketahui, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi Menteri Perdagangan.

Dengan masuknya PAN ke lingkar kekuasaan, hanya tersisa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat di pihak oposisi. Jumlah suara kedua partai itu di parlemen kurang dari 20 persen hingga tak bisa mencalonkan presiden.

Partai Nasdem pun merangkul dua partai itu dan memunculkan sosok Anies Baswedan sebagai calon presiden. Hal itu tentu membuat rezim yang berkuasa saat ini meradang.

Baca Juga: Heran Anies Takut Ucapkan Selamat Natal, PSI: Jangan Mimpi Jadi Presiden, Sama Saja Berkhianat...

"Ini hal yang menurut saya, politik yang penuh trik. Padahal kita tahu, Istana memang tidak happy dengan Anies Baswedan, karena Anies adalah tokoh yang dianggap bisa mengubah rezim hari ini," kata Refly Harun.

"Mereka menginginkan rezim itu tidak berubah. Kalau yang menang Ganjar Pranowo, maka betul-betul pelanjutan. Kalau yang menang Prabowo Subianto, mungkin juga lebih mau berkompromi dengan rezim hari ini," lanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: