Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nyawa Putin Benar-benar Terancam, Menlu Rusia Ungkap Niat Buruk Amerika

Nyawa Putin Benar-benar Terancam, Menlu Rusia Ungkap Niat Buruk Amerika Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Sergei Fadeichev
Warta Ekonomi, Moskow -

Komentar yang dilaporkan oleh pejabat Amerika Serikat tentang kemungkinan "serangan pemenggalan kepala" terhadap Rusia sangat menyarankan bahwa Washington tidak mengesampingkan pembunuhan Presiden Vladimir Putin, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita TASS yang diterbitkan pada Selasa (27/12/2022).

Menteri mencatat bahwa beberapa "pejabat yang tidak disebutkan namanya dari Pentagon benar-benar mengancam akan melakukan 'serangan pemenggalan kepala" di Kremlin.

Baca Juga: Rusia Tahu Negara-negara Mana yang Enggak Bisa Dipercaya, Simak!

"Apa yang kita bicarakan adalah ancaman pemusnahan fisik kepala negara Rusia," katanya.

Diplomat tertinggi melanjutkan untuk memperingatkan terhadap garis pemikiran seperti itu.

"Jika ide-ide seperti itu benar-benar dipupuk oleh seseorang, orang ini harus memikirkan dengan sangat hati-hati tentang kemungkinan konsekuensi dari rencana semacam itu," ucap Lavrov.

Lavrov rupanya merujuk pada artikel September oleh Newsweek, yang menuduh bahwa pejabat pertahanan AS sedang mempertimbangkan sejumlah opsi untuk menanggapi potensi serangan nuklir Rusia, termasuk "serangan pemenggalan kepala untuk membunuh Putin di jantung Kremlin."

Kekhawatiran akan kemungkinan konflik nuklir telah muncul di Barat setelah Putin mengatakan pada bulan September bahwa Moskow akan menggunakan "segala cara" yang diperlukan untuk membela Rusia dan rakyatnya jika integritas teritorialnya terancam.

Namun, Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menggunakan senjata atom, mempertahankan bahwa perang nuklir tidak boleh dilakukan.

Menteri luar negeri juga menuduh beberapa mitra Amerika menganut pendekatan konfrontatif di bidang nuklir.

"Mereka tampaknya telah benar-benar melampaui batas kesopanan," katanya, mengingat mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss "tanpa keraguan menyatakan selama debat pemilihan bahwa dia cukup siap untuk memerintahkan serangan nuklir."

Lavrov juga mengingat pernyataan Ukraina tentang masalah tersebut, dengan mengatakan, “Saya bahkan tidak menyebutkan provokasi rezim Kiev, yang keluar dari grafik. [Presiden Ukraina] Vladimir Zelensky melangkah lebih jauh dengan menuntut serangan nuklir preventif oleh negara-negara NATO di Rusia. Ini juga di luar batas dari apa yang dapat diterima,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: