Diplomat Top Rusia: Ukraina Ciptakan Ancaman Dunia Maya Skala Global
Ukraina menimbulkan tantangan global bagi masyarakat internasional, karena negara itu digunakan oleh NATO sebagai kendaraan untuk distribusi senjata siber yang tidak terkendali, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Oleg Syromolotov, Rabu (28/12/2022).
Berbicara kepada RIA Novosti, Syromolotov menyatakan bahwa “ancaman yang ditimbulkan oleh Ukraina di ruang informasi bersifat universal.”
Baca Juga: Properti Milik Oligarki Rusia Alisher Usmanov Disita Ukraina, Totalnya Capai Rp848 M!
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa blok militer pimpinan AS “pada dasarnya mendistribusikan senjata digital dengan cara yang tidak terkendali” melalui Ukraina.
Kegiatan ini dapat memicu “konsekuensi yang tidak terduga untuk semua anggota komunitas internasional,” wakil menteri luar negeri memperingatkan.
“Hari ini, Rusia yang berada di garis bidik, dan besok mungkin negara bagian lain yang tidak disukai Washington,” imbuhnya.
Syromolotov tidak merinci jenis senjata yang dia maksud, tetapi mencatat bahwa setelah Rusia memulai operasi militernya di negara tetangga pada akhir Februari, Rusia menghadapi “agresi eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya di ruang informasi,” dengan jumlah serangan dunia maya di Rusia meningkat sebanyak 80%.
Sebelumnya, dia mengklaim bahwa serangan tersebut sebagian besar berasal dari Uni Eropa dan Amerika Utara.
Pada bulan Oktober, Syromolotov menuduh Departemen Pertahanan AS dan Badan Keamanan Nasional (NSA) mendorong “Russophobia” di kalangan peretas internasional, sambil memanfaatkan sektor swasta, termasuk Microsoft, untuk “menerapkan rencana agresif mereka”. Perusahaan yang berbasis di AS telah berkomitmen lebih dari $400 juta untuk mendukung Kiev.
Pada awal Agustus, pejabat tersebut juga mengklaim bahwa AS dan sekutunya telah mengakui untuk menciptakan "IT-tentara Ukraina" sukarela untuk menyerang infrastruktur Rusia.
Ini terjadi setelah Jenderal Paul Nakasone, kepala Komando Siber AS, mengonfirmasi bahwa Washington telah "melakukan serangkaian operasi" untuk mendukung Kiev, termasuk operasi ofensif, defensif, dan informasi.
Pada bulan September, Washington Post mengungkapkan bahwa AS telah mengembangkan jaringan akun media sosial palsu untuk melakukan perang psikologis dan informasi serta menyebarkan narasi pro-Barat. Itu diduga menyebarkan ratusan akun selama lima tahun terakhir, untuk memajukan “narasi anti-Rusia.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto