Mendadak China Peringatkan Taiwan Jangan Pakai Umpan Manusia: Mati Tidak Berharga
Kementerian Luar Negeri China pada Rabu (28/12/2022) mengecam keputusan Taipei untuk memperpanjang wajib militer dari empat bulan menjadi satu tahun.
Langkah itu, kata seorang juru bicara kementerian, hanya akan menyebabkan penduduk pulau itu digunakan sebagai "umpan meriam" untuk memicu ambisi "separatis" Taiwan.
Baca Juga: Rakyat Taiwan Dijadikan Umpan, China: Mati dalam Aksi Separatis Tidak Berharga
“Berjuang untuk tugas besar mencapai reunifikasi nasional sangat penting, mati untuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan sama sekali tidak berharga,” kata juru bicara kementerian, Wang Wenbin, kepada wartawan ketika ditanya tentang keputusan Taipei.
Pejabat itu kemudian mengatakan bahwa Beijing percaya "rekan Taiwan sangat berprinsip, mereka tidak akan dijadikan umpan meriam oleh pasukan separatis kemerdekaan Taiwan."
Kata-katanya datang sehari setelah presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengumumkan perpanjangan wajib militer, mengutip "intimidasi dan ancaman China terhadap Taiwan."
Meski menyebut keputusan itu "sangat sulit", Tsai menyatakan pulau itu akan membutuhkan pasukan yang lebih baik karena sistem militer saat ini tidak mencukupi, terutama jika terjadi serangan cepat ke Taiwan.
Perubahan tersebut, yang diharapkan berlaku pada tahun 2024, akan membuat wajib militer menjalani pelatihan yang lebih ketat dan belajar menggunakan senjata seperti rudal anti-udara Stinger.
Perkembangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayah China yang berdaulat di bawah kebijakan Satu China-nya.
Pulau yang berpemerintahan sendiri sejak 1949 itu tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya dari China.
Washington, yang secara resmi menganut kebijakan Satu-China, masih menjaga hubungan dekat dengan Taipei dan memasok senjata ke pulau itu. Baik Washington dan Beijing telah berulang kali saling tuduh mengacaukan situasi di Selat Taiwan.
Awal pekan ini, pihak berwenang Taiwan mengklaim bahwa lebih dari 70 pesawat militer China dan pesawat pengintai, serta beberapa kapal angkatan laut, telah terlihat di dekat pulau itu. Militer China sebelumnya telah mengumumkan "latihan serangan" di daerah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: