Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tahan NasDem Bikin Untung, Jokowi Mending Tendang Sejumlah Menteri Sibuk Nyapres: Itu Baru Keren!

Tahan NasDem Bikin Untung, Jokowi Mending Tendang Sejumlah Menteri Sibuk Nyapres: Itu Baru Keren! Kredit Foto: YouTube Sekretariat Presiden 
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio terus menyoroti perkembangan isu reshuffle yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Dirinya buka-bukaan mengatakan bahwa mantan gubernur tersebut sebaiknya tak menendang sejumlah menteri dari Partai NasDem dari kabinetnya.

Baca Juga: Kena Depak Saat Kinerjanya Baik, Alasan Jokowi Pecat Rizal Ramli Dikuak Habis: Dia Enggak Disukai...

Menurutnya, hal tersebut akan membuat Jokowi sendiri diuntungkan karena partai bersutan Surya Paloh itu tak akan bisa memainkan peran sebagai pihak yang dizalimi.

Sejarah politik Indonesia menunjukkan sisi emosional sangat berpengaruh. Terutama penentuan sikap politik masyarakat.

''Karena (bisa) dianggap partai yang dizalimi,'' imbuhnya.

Apalagi, secara logika "kemarahan" pada sikap Nasdem kurang tepat. Sebab, komitmen untuk berkoalisi pasca Pemilu 2019 dengan keputusan Nasdem mengusung Anies Baswedan untuk Pemilu 2024 merupakan momentum berbeda.

Baginya, tidak ada kewajiban bagi partai dalam sebuah koalisi untuk selalu bersama dari pemilu ke pemilu.

Baca Juga: Ungkit Kelompok Anti Perayaan Natal, Pastor Respons Tajam Kecaman Natalius Pigai Terhadap Jokowi

''Kalau presiden tersinggung dengan Nasdem dan diganti, itu mencoreng level kenegarawanan,'' kata Hendri Satrio.

Kalaupun dilakukan, pemilihan menteri baru tidak juga mudah dan bisa saja menciptakan friksi. Jika nama yang digadang-gadang seperti FX Hadi Rudyatmo dimasukkan, misalnya, bisa memunculkan persoalan dengan PDIP. Rudy dikenal sebagai pendukung Ganjar Pranowo.

''Masa iya tinggal setahun mau menimbulkan friksi?'' terangnya.

Baca Juga: Cuitan Tajam Loyalis Ganjar, Anies Harusnya Tak Cuma Diberi Nama Yohanes: Sekalian Aja Dibaptis!

Sisa dua tahun ini, sebaiknya presiden mulai fokus untuk mengakhiri pemerintahan dengan soft landing. Sehingga bisa meninggalkan kursi dengan kesan baik.

Jika ingin reshuffle, maka keputusannya harus berbasis kinerja. ''Kalau, misal, ternyata presiden (melakukan) reshuffle buat para menteri (yang) sibuk nyapres itu keren. Masyarakat tepuk tangan,'' jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga berharap presiden tidak baper dengan Nasdem.

Dia mengingatkan, Nasdem sebagai partai yang sudah mendukung sejak periode pertama. "Kami juga dengan Nasdem dulu di kubu yang berbeda," ujarnya.

Baginya, jika sikap politik Nasdem pada 2024 dikaitkan dengan kabinet, itu merupakan bentuk campur tangan presiden.

Baca Juga: 85% Caleg Sudah Dikantonginya, Nasdem Jabar Ternyata Ikut Merasakan Anies Baswedan Effect Juga!

Padahal, mendukung capres manapun merupakan kewenangan mutlak partai. ''Biarkan proses kandidasi berlangsung alami,'' katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: