Pentolan Nasdem Kasih Syarat Buat Reshuffle: Kalau Menteri Nasdem Diganti, Sosok Penggantinya Harus....
Mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berharap, publik maupun pengamat bisa membedakan bahwa dukungan NasDem terhadap Presiden Jokowi tidak selamanya. Cukup dua periode, yaitu Pilpres 2014 dan 2019.
Nah, di Pemilu 2024, NasDem sudah menentukan jagoan dan pilihan. Eks aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menjelaskan, keputusan partainya itu adalah bagian dari demokrasi. Kebebasan kedaulatan partai politik.
“Jangan berbeda dianggap bermusuhan. Berbeda terus diganggu. Pengamat jangan ikut ngompori. Nambah bising ruang publik,” geregetnya.
Meski begitu, Partai NasDem menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi untuk menentukan komposisi menteri untuk membangun bangsa di sisa masa Pemerintahan.
“Jika menteri NasDem diganti dan penggantinya bukan dari NasDem, itu terserah Presiden. Hak preogatif Presiden. Rakyat tahu, siapa yang tidak komit...” pungkasnya.
Sementara itu, rma Suryani Chaniago rekan separtai Gus Choi mengatakan, pihaknya tidak ambil pusing dengan komentar miring terhadap partainya. Seluruh komponen NasDem, baik itu menteri, anggota legislatif, hingga pengurus partai bekerja sesuai perannya untuk bangsa ini.
“NasDem tetap on the track bekerja sesuai dengan program Presiden untuk bangsa dan negara. Komitmen menjaga presiden sampai 2024 itu sudah dilakukan Nasdem selama bersama Pemerintah dua periode,” ujar Irma kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberi sinyal akan melakukann reshuffle kabinet sebelum masa jabatannya berakhir pada 2024. Namun, belum mengungkap siapa yang akan dicopot. “Mungkin (ada reshuffle),” ujar Jokowi singkat usai meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jumat (23/12).
Hal ini dipertegas Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat yang mendukung rencana tersebut. Menurutnya, ada dua menteri NasDem yang perlu dievaluasi. “Mentan dievaluasi, Menhut dievalusi, Menteri Kehutanan, ya harus dievaluasi. Semua menteri juga harus dievaluasi. Supaya apa? Supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi,” ujar Djarot, di Jakarta, Jumat (23/12).
Sementara itu, pengamat politik Citra Institute, Yusak Farhan menyarankan, Presiden Jokowi melakukan reshuffle agar stabilitas Pemerintahan bisa lebih terkonsolidasi. Yaitu, dengan mengganti posisi menteri yang ditempati NasDem.
Sejak NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden, hubungan antara parpol pendukung Pemerintah terlihat kurang harmonis. “Hal ini dipicu oleh sikap politik NasDem yang memilih mengusung Anies Baswedan yang dianggap berseberangan dengan Presiden Joko Widodo,” ujar Yusak, melalui keterangan tertulis kepada Rakyat Merdeka.
Menurutnya, meskipun penggantian menteri idealnya didasarkan pada evaluasi kinerja, namun Presiden memiliki hak prerogatif untuk mengganti para menterinya jika dianggap tidak sejalan lagi.
“NasDem sebaiknya memang harus keluar kabinet agar koalisi perubahan yang digaungkan NasDem, PKS dan Demokrat dalam mengusung Anies menjadi lebih jelas warna politiknya. Agak aneh kalau NasDem mendeklarasikan Anies sebagai Capres perubahan kalau masih menjadi bagian dari Pemerintahan sekarang,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
Advertisement