Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngerasa Perintah Barat 'Tes Semua Orang' Diskriminasi , China: Covid untuk Politik Makin Nyata

Ngerasa Perintah Barat 'Tes Semua Orang' Diskriminasi , China: Covid untuk Politik Makin Nyata Kredit Foto: Reuters/Paul Yeung
Warta Ekonomi, Beijing -

China telah berjanji untuk mengambil tindakan pencegahan setelah Amerika Serikat dan negara lain memperketat aturan Covid-19 mereka bagi mereka yang bepergian dari China.

Pembatasan baru mengikuti keputusan Beijing untuk melonggarkan kebijakan kesehatannya sendiri di dalam negeri.

Baca Juga: WHO Ragu soal Kondisi COVID Saat ini di China, Banyak yang Disembunyikan!

Ditanya tentang langkah-langkah pandemi selama jumpa pers hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mencatat bahwa sementara banyak negara telah menanggapi "dengan hangat" aturan Covid China yang dilonggarkan, yang lain bereaksi dengan pembatasan "tidak proporsional" dan "tidak dapat diterima".

“Kami siap untuk meningkatkan komunikasi dengan komunitas internasional lainnya dan bekerja sama untuk mengatasi Covid. Sementara itu, kami tidak percaya bahwa tindakan pembatasan masuk yang diambil beberapa negara terhadap China berbasis sains,” katanya.

“Kami dengan tegas menolak menggunakan tindakan Covid untuk tujuan politik dan akan mengambil tindakan yang sesuai dalam menanggapi berbagai situasi berdasarkan prinsip timbal balik.”

Australia menjadi salah satu yang terbaru yang mengadopsi langkah-langkah baru terhadap pelancong dari China pada hari Minggu, membutuhkan tes Covid-19 negatif dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan mereka dimulai pada 5 Januari.

Anggota parlemen oposisi mengutuk langkah tersebut, mengutip rekomendasi dari Kepala Petugas Medis Paul Kelly, yang berpendapat tidak ada “alasan kesehatan masyarakat” yang meyakinkan untuk pembatasan baru tersebut.

Negara-negara lain, seperti AS, Italia, Prancis, dan Inggris, telah memberlakukan aturan serupa dalam beberapa hari terakhir, sementara Komisi Eropa UE mengatakan "mayoritas besar" dari 27 anggota blok itu ingin mengikutinya. Persyaratan pengujian dan karantina juga telah diperkenalkan di tempat lain di Asia, termasuk di Jepang, India, dan Malaysia.

Selama jumpa pers hariannya di Washington pada hari Selasa, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre diminta untuk mengomentari "retorika tajam" Beijing mengenai pembatasan tersebut. Dia bersikeras bahwa "tidak ada alasan untuk pembalasan" dan bahwa negara-negara hanya mengambil "langkah-langkah kesehatan yang bijaksana untuk melindungi warganya", dengan mengklaim bahwa kebijakan tersebut didasarkan pada "kesehatan masyarakat dan sains".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: