Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alih-alih Tunduk Perintah Internasional, Benjamin Netanyahu Malah Jadi Mimpi Buruk Palestina

Alih-alih Tunduk Perintah Internasional, Benjamin Netanyahu Malah Jadi Mimpi Buruk Palestina Kredit Foto: AP Photo/Oded Balilty
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Israel akan merevisi kebijakan luar negerinya agar lebih konsisten dengan prioritas nasionalnya, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang membentuk pemerintahan baru bulan lalu setelah pemilu singkat, mengatakan pada Rabu (4/1/2023).

Negara itu tidak akan lagi menundukkan kepalanya dalam menanggapi tuntutan dunia, katanya dalam sebuah konferensi yang diadakan oleh gerakan Zionis Betar di Yerusalem.

Baca Juga: Orang-orang Israel Rusak Makam Kristen di Yerusalem, Gereja Inggris Murka

“Suara kami akan didengar di dunia,” kata perdana menteri saat dia mengumumkan “revisi hubungan luar negeri” di antara perubahan kebijakan lain yang rencananya akan diperkenalkan oleh pemerintahan barunya.

“Alih-alih ... menyerah pada perintah dari komunitas internasional, kami dengan bangga akan menjunjung tinggi kepentingan kami di Negara Israel dan Tanah Israel,” tambahnya.

Netanyahu tidak merujuk pada negara atau organisasi internasional tertentu yang dapat terpengaruh oleh kebijakan baru ini. Dia juga tidak menyebutkan konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev. Namun, menteri luar negeri Israel yang baru diangkat, Eli Cohen, juga mengumumkan perubahan kebijakan negaranya di Ukraina.

Israel akan membuat lebih sedikit pernyataan publik tentang masalah ini, kata menteri tersebut, sementara masih menjanjikan bantuan kemanusiaan yang “signifikan” ke Kiev.

Dia juga mengonfirmasi bahwa dia akan berbicara dengan mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, secara langsung minggu ini. Cohen menambahkan bahwa tidak ada pengganti untuk hubungan Israel-AS dan menyebutnya sebagai salah satu prioritas utama bangsa.

Hubungan antara Rusia dan Israel menukik di bawah pendahulu Netanyahu, Yair Lapid, yang secara terbuka mengutuk Moskow karena operasi militernya di Ukraina. Rusia menanggapi saat itu dengan menyebut pernyataan itu “sama sekali tidak konstruktif.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: