Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geger Penemuan 1.000 Ton Beras Rusak Diduga untuk Bansos Covid-19 DKI, Bukti Ada Korupsi di Era Anies Baswedan?

Geger Penemuan 1.000 Ton Beras Rusak Diduga untuk Bansos Covid-19 DKI, Bukti Ada Korupsi di Era Anies Baswedan? Kredit Foto: Twitter/Rudi Valinka
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilik akun media sosial Twitter @kurawa mengungkap temuan adanya 1.000 ton beras rusak di gudang penyimpanan milik Perumda Pasar Jaya di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Cuitan ini kemudian viral.

Ia dan warganet lainnya menuding penimbunan beras ini menjadi bukti adanya korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 di era kepemimpinan Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tahun 2020 lalu.

Baca Juga: Mencuat Dugaan Korupsi Bansos di Era Anies, Begini Respons Heru Budi

Seperti diketahui, Perumda Pasar Jaya merupakan penerima anggaran terbanyak untuk pengadaan Bansos sembako di Jakarta. Dari anggaran Rp3,65 triliun, Rp2,85 triliun di antaranya diberikan kepada BUMD itu.

"Dinas Sosial DKI menunjuk tiga rekanan terpilih untuk menyalurkan paket sembako senilai Rp3,65 Triliun lewat Perumda Pasar Jaya, PT food station, dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi. Dimana porsi terbesar diberikan kepada Perumda Pasar Jaya senilai Rp2,85 Triliun, mengapa?" ujar Kurawa, dikutip Rabu (11/1/2022).

Setelah dapat informasi itu, ia mendatangi gudang penyimpanan beras yang dimaksud. Di lokasi, terdapat 1.000 ton beras dengan bentuk paket 5 kilogram di tempat penyimpanan itu.

Seharusnya, kata @kurawa, beras ini disalurkan pada 2020-2021 untuk masyarakat di masa pandemi. Namun, beras malah masih tersimpan setelah sekian lama hingga kondisinya rusak.

"Dipastikan 100 persen kondisi beras bansos milik DKI ini rusak atau membusuk bahkan untuk hewan sekalipun sudah tidak layak. Jamur kuning hingga menghitam jika kita buka karung-karung yang ditumpuk ini," ucapnya.

Di tempat yang sama, @kurawa menemukan dokumen forensik hasil audit dari salah satu kantor akuntan publik terhadap bansos tersebut. Salah satu temuan dalam laporan itu adalah terdapat kesalahan administrasi yang dilakukan saat penyaluran bansos.

Dalam dokumen yang diunggahnya dikatakan ada unknown shrinkage atau kehilangan yang tak diketahui senilai Rp150 miliar karena banyak modus seperti dua kali surat jalan dan lainnya. Ia pun meminta agar aparat penegak hukum mengambil tindakan atas hal ini.

Baca Juga: Endus Korupsi Berjemaah Kader PDIP, Megawati: Hati-hati! Jangan Dikira Saya Tidak Tahu

Apalagi, banyak temuan lagi dalam hasil audit yang menemukan kejanggalan dalam proyek bansos di Jakarta.

"Vendor-vendor Bansos DKI 2020 ini berjenis usaha dari pengelola parkir, tukang AC, SPBU sampai kontraktor bangunan. Karena Vendor-vendor ini penunjukan langsung. Yang ngeri siapa dibalik nama-nama vendor ini. Ada datanya semua neh," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: