Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mencuat Dugaan Korupsi Bansos di Era Anies, Begini Respons Heru Budi

Mencuat Dugaan Korupsi Bansos di Era Anies, Begini Respons Heru Budi Kredit Foto: Instagram/Heru Budi Hartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Munculnya isu dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) di era eks Gubernur Anies Baswedan direspons Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Ia mengaku tak mengetahui secara pasti soal dugaan tersebut.

Kata Heru, pengadaan bansos untuk bantuan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 itu terjadi pada kisaran tahun 2020-2021. Sementara, ia baru menjabat pada 17 Oktober 2022 lalu. "Iya saya nggak tahu itu kan lama," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Baca Juga: Didesak Umumkan Capres, PDIP Balas NasDem: Untungnya Anies Dimajuin Kemarin Apa?

Heru mengaku, sejak awal menjabat sudah melakukan sinkronisasi data. Salah satu tujuannya adalah memperbaiki tata administrasi dan mencegah terjadinya korupsi. "Saya di sini sudah tiga empat kali membahas mengenai data rekonsilasi data," ucapnya.

"Kalau yang lalu-lalu kan saya nggak paham," pungkasnya.

Sebelumnya, beredar di media sosial dugaan korupsi bansos saat Pandemi Covid-19 di era eks Gubernur Anies Baswedan tahun 2020 silam. Salah satunya terkait pengadaan beras yang mencapai triliunan rupiah dan malah terbengkalai hingga rusak di gudang penyimpanan.

Hal tersebut disampaikan oleh pemilik akun media sosial twitter @kurawa melalui cuitannya. Awalnya, ia mengaku mendapatkan informasi adanya penimbunan beras di gudang milik Perumda Pasar Jaya di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.

Perumda Pasar Jaya merupakan penerima anggaran terbanyak untuk pengadaan bansos sembako di Jakarta. Dari anggaran Rp3,65 triliun, Rp2,85 triliun di antaranya diberikan kepada BUMD itu.

"Dinas Sosial DKI menunjuk tiga rekanan terpilih untuk menyalurkan paket sembako senilai Rp3,65 triliun lewat Perumda Pasar Jaya, PT food station dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi. Di mana porsi terbesar diberikan kepada Perumda Pasar Jaya senilai Rp2,85 triliun, mengapa?" ujar Kurawa, dikutip Rabu (11/1/2022).

Setelah dapat informasi itu, ia mendatangi gudang penyimpanan beras yang dimaksud. Di lokasi, terdapat 1.000 ton beras dengan bentuk paket 5 kilogram di tempat penyimpanan itu. Seharusnya, kata @kurawa, beras ini disalurkan pada 2020-2021 untuk masyarakat di masa pandemi. Namun, beras malah masih tersimpan setelah sekian lama hingga kondisinya rusak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: