Ke Mana-mana! Mahasiswa Calon Pemagang Ditolak Universitas di Swedia Gegara NATO
Seorang mahasiswa psikologi Turkiye yang melamar magang di Universitas Stockholm mendapat tanggapan yang mengejutkan dari salah satu profesornya. Seorang profesor Universitas Stockholm, Per Carlbring melarang seorang mahasiswa Turkiye mengikuti program magang.
Carlbring tidak dapat menerima Fatma Zehra S karena Turkiye telah memblokir Swedia untuk bergabung ke NATO.
Baca Juga: Genderang Perang Makin Kencang, NATO Ancam Rusia: Senjata Berat Bergerak ke Ukraina
TRT World diberi akses ke email yang dikirim oleh Profesor Per Carlbring, yang memimpin kelompok penelitian psikologi klinis di Universitas Stockholm.
Fatma, merupakan mahasiswa sarjana tahun ketiga yang belajar di Departemen Psikologi Universitas Ibn Haldun di Istanbul. Dia diterima oleh Erasmus+ untuk magang musim panas 2023 di universitas pilihannya.
Salah satu tempat magang yang dilamar Fatma adalah Universitas Stockholm, Swedia. Dalam email yang dikirimkannya pada 23 November 2022, Fatma mengungkapkan, minatnya untuk dipertimbangkan dalam proyek penelitian yang dipimpin oleh Carlbring.
Beberapa jam kemudian, Carlbring menjawab: "Saya ingin menjamu Anda. Namun, karena Turkiye tidak mengizinkan Swedia bergabung dengan NATO, saya harus menolak. Maaf!"
"Setelah mendapatkan jawaban ini, saya sangat terkejut," kata Fatma kepada TRT World. "Saya butuh waktu lama untuk memprosesnya."
Finlandia dan Swedia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022. Kedua negara mengabaikan posisi non-blok militer selama beberapa dekade, akibat dipicu oleh perang Rusia melawan Ukraina.
Tapi Turkiye, anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, menyuarakan keberatan. Hal itu karena Turkiye menganggap kedua negara tersebut menoleransi dan mendukung kelompok teroris Kurdi. Pada Juni 2022, Turkiye dan kedua negara Nordik tersebut menandatangani sebuah memorandum pada pertemuan puncak NATO untuk mengatasi masalah keamanan di Ankara.
Hal itu membuka jalan bagi keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO. Tujuh bulan telah berlalu sejak penandatanganan memorandum tersebut dan Swedia belum juga memenuhi rekomendasi yang telah disepakati.
Kepala Departemen Psikologi Universitas Stockholm, Fredrik Jonsson, mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa: "Kami menerima banyak pertanyaan dari mahasiswa yang tertarik mengunjungi kami sebagai peneliti magang. Kami tidak dapat menerima semuanya, tetapi mengharapkan permintaan apa pun ditanggapi secara profesional. Dalam hal ini, segera setelah kami mengetahui tentang masalah ini, kami bertindak dan menanganinya sesuai dengan rutinitas kami."
Profesor Carlbring tidak menanggapi permintaan komentar dari TRT World. Fatma mengira pengalamannya hanya bisa menjadi "puncak gunung es" dan cukup serius untuk mengajukan keluhan resmi.
"Jika dia melakukan ini kepada saya, dia akan melakukan ini kepada siswa lain dengan latar belakang ras berbeda yang mendaftar ke universitas," katanya.
Fatma sudah mengajukan laporan pengaduan ke Universitas Stockholm, menggambarkan sikap Profesor Carlbring "berdasarkan pertimbangan politik" dan "diskriminatif jika tidak sepenuhnya rasis."
Fatma kemudian mendapat tanggapan dari Wakil Kepala Departemen Psikologi, Torun Lindholm Ojmyr pada 6 Desember 2022. Ojmyr meminta maaf atas kejadian tersebut, dan mengeklaim Profesor Carlbring mengakui bahwa perilakunya tidak pantas dan salah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement