Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konflik Yaman Makin Disorot, Utusan Khusus PBB: Aktivitas Diplomatik Bagus

Konflik Yaman Makin Disorot, Utusan Khusus PBB: Aktivitas Diplomatik Bagus Kredit Foto: Reuters/Ali Owidha
Warta Ekonomi, Washington -

Utusan khusus PBB untuk Yaman pada Senin (16/1/2023) mengatakan dia melihat “intensifikasi kegiatan diplomatik regional dan internasional” sambil mendesak pihak yang bertikai untuk “visi bersama” guna menghindari kembalinya “konflik besar-besaran”.

“Oleh karena itu, saya mendesak para pihak untuk memanfaatkan ruang dialog yang disediakan dengan tidak adanya pertempuran skala besar,” kata Hans Grundberg kepada Dewan Keamanan PBB dalam pesan video, dikutip Anadolu Agency.

Mengingat bahwa dia terus berhubungan dengan para pihak dan negara-negara regional, Grundberg mengatakan: “Kami saat ini melihat intensifikasi aktivitas diplomatik regional dan internasional untuk menyelesaikan konflik di Yaman.”

Dia berterima kasih kepada Arab Saudi dan Oman atas upaya diplomatik mereka, dan menambahkan: "Kami menyaksikan perubahan langkah potensial dalam lintasan konflik delapan tahun ini."

Meskipun Grundberg mengatakan situasi militer secara keseluruhan di Yaman tetap "stabil", dia juga mengutip "beberapa aktivitas militer terbatas di sekitar garis depan khususnya di provinsi Marib, Taiz, Dali, Hodeida dan Lahj".

Kegiatan militer tersebut juga mengakibatkan korban sipil, menurut utusan khusus PBB.

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths, yang merupakan mantan utusan PBB untuk Yaman, juga memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi baru-baru ini di negara yang dilanda perang, dengan mengatakan: “Kebutuhan kemanusiaan tetap sangat tinggi karena ekonomi negara terus melemah”.

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014 ketika pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.

Konflik delapan tahun telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang menderita kelaparan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: