Cak Nun Blak-blakan Samakan Presiden Jokowi dengan Firaun, Guntur Romli: Ini Sudah Masuk Penghinaan!
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus pegiat media sosial, Guntur Romli mengatakan pernyataan Cak Nun yang menyamakan Presiden Jokowi dengan Firaun adalah suatu penghinaan.
Sebelumnya diketahui Tokoh intelektual muslim Indonesia, Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun membuat geger masyarakat setelah potongan video ceramahnya yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun viral di media sosial.
“Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qarun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, nggak 9, 10 saya kira. Terus ada Haman yang namanya Luhut,” ungkap Cak Nun dalam cuplikan video tersebut.
Menurut Guntur, perkataan Cak Nun ini sama sekali tidak dibenarkan apalagi sama saja Cak Nun sedang menghina pemimpinnya sendiri.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dipastikan Tak akan Reshuffle Kabinet Bulan Januari Ini, Tapi Kalau Februari…
“Ini penamaan yang menurut saya tidak tepat dan bahkan cenderung penghinaan. Karena bagaimanapun juga Jokowi adalah presiden kita yang tidak mungkin bisa disamakan dengan Firaun,” kata Guntur melansir dari Cokro TV, Selasa (17/01/23).
Menurut Guntur, meskipun ada kekurangan di Presiden Jokowi, dan tentu saja pasti ada kekurangan karena Presiden Jokowi adalah manusia biasa. Tetapi tidak sampai layak dihina dan dituduh seperti Firaun.
“Karena Firaun yang diceritakan ini kan versi dalam kisah agama Islam sosok yang menjadi musuh dari Nabi Musa Alaihissalam yang juga disebutkan yang sampai mengaku-ngaku seperti Tuhan,” jelas dia.
Kemudian Guntur melihat dari pernyataan Cak Nun ada unsur kesombongan dan ketakaburan, seolah-olah dirinya bisa memberikan julukan kepada Presiden Jokowi dengan seenaknya.
“Saya melihat ada unsur kesombongan ketakaburan dari ucapan Cak Nun itu sendiri. Ketika dia merasa bisa menghakimi seseorang, mengadili seseorang, memvonis seseorang seperti Firaun misalnya, berarti dia sudah merasa paling benar,” jelas Guntur.
“Saya tidak yakin kalau misalnya itu ada kisah Firaun yang dikutip oleh Cak Nun
terus Nabi Musa nya siapa? Apakah Cak Nun merasa sebagai nabi Musa? Yang waktu itu datang kepada Firaun untuk memberikan teguran dan pelajaran?” tanyanya.
“Kalau sampai ini perasaan itu ada mengaku lawannya yang dia sebut seperti Firaun, kemudian merasa dirinya seperti Nabi Musa ini kan sudah kesombongan dan ketakaburan yang sangat nyata,” tutup Guntur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement