Pengamat politik Rocky Gerung menilai provokator dalam kerusuhan Morowali adalah Istana. Pasalnya, Istana membuat kebijakan yang tak pro pada rakyat.
"Memang ada sebagian orang yang merasa udah enak, nanti ada kemajuan ekonomi. Tapi secara utuh, orang melihat itu sesuatu yang eksklusif yang nggak bisa diakses oleh rakyat," kata Rocky Gerung melalui video yang diunggah di kanal Youtubenya, Selasa (17/1/2023).
Artinya, rakyat merasa hanya dianggap pekerja yang dikesampingkan oleh pemerintah. Di sisi lain, pekerja China justru terkesan menjadi prioritas.
Baca Juga: Bukan Sekadar Tenaga Kerja Lokal Vs China, Rocky Gerung Sebut Rusuh di Morowali Disebabkan karena...
Dalam kasus ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan ada 71 orang yang diamankan. Adapun jumlah yang ditetapkan sebagai tersangka mencapai 17 orang.
Terkait hal itu, Rocky Gerung berpendapat inisiden ini bukan hanya soal provokator belaka. "Ada analisis panjang tentang modus investasi, tentang kenikmatan-kenikmatan khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada pemodalan besar."
"Jadi, ini adalah soal perencanaan ekonomi politik," ujar dia.
Pasalnya, lanjut dia, kejadian protes dari rakyat ketika adanya investasi yang masuk bukan yang pertama kalinya. Masuknya investasi yang kemudian menimbulkan perselisihan dengan rakyat menunjukkan adanya persoalan makro yang tidak diatasi.
"Ini menyangkut hal makro yang orang melihatnya sebagai ketidakadilan bukan hanya di Morowali, tapi dalam kebijakan publik pun orang sudah tahu ada ketidakadilan," tegasnya.
Untuk itu, dia menggarisbawahi insiden Morowali bukan perkara kriminal. Narasi kriminalitas yang dilekatkan kepada kasus Morowali justru mengindikasikan ketidakmampuan Kapolri untuk melihat penyebab struktural sehingga memilih jalan pintas dengan menyimpulkannya sebagai tindak kriminal.
"Ada yang bawa bensin, bakar. Iya, oke, tapi kenapa dia bawa bensin? Itu pertanyaannya," pungkasnya.
Seperti diketahui, terjadi bentrok antara TKI dan TKA di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) Morowali Utara, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (14/1/2023) malam. Bentrok ini menewaskan dua pekerja.
Bentrokan diduga dipicu oleh aksi demonstrasi para pekerja terhadap perusahaan. Pekerja menuntut perusahaan terkait ketenagakerjaan, mulai dari keselamatan kerja hingga kesejahterawaan karyawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement