Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan sebanyak 56 ribu ton kedelai segera membanjiri pasar agar para perajin tahu tempe dan produk olahan kedelai mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau.
Menjelang puasa dan lebaran tahun ini, pemerintah pun berharap harga kedelai segera turun dan stabil. Zulkifli mengatakan itu usai meninjau pabrik PT Bungasari Flour Mills Indonesia di Cilegon, Banten, kemarin.
“Hari ini dibongkar kedelai sebanyak 56 ribu ton oleh FKS Group dengan harga Rp12.000/kg dan selanjutnya dapat digunakan untuk mendukung program pemerintah dalam pemberian penggantian selisih harga pembelian kedelai menjadi Rp11.000/kg. Program ini merupakan kelanjutan program bantuan kedelai Pemerintah yang dilanjutkan oleh Bapanas. Mudah-mudahan pada Januari, Februari, Maret menjelang puasa dan Lebaran harga kedelai berangsur turun dan stabil," jelas Zulkifl
Ia pun mengapresiasi pengusaha yang telah mendatangkan kedelai. "Pengusaha ini aset, kita harus dukung. Pengusaha kalau bisa efisien, harga kedelai akan menjadi lebih bagus. Saya sudah mengusulkan agar subsidi berupa harga diberikan langsung kepada importir," imbuhnya.
Berdasarkan data CBOT pada 13 Januari 2023, harga kedelai secara internasional tercatat sebesar USD 14,99/bushel. Harga ini turun 0,2 persen dibanding awal Januari 2023 lalu.
Sementara, berdasarkan pantauan Kemendag pada 12 Januari 2023, harga kedelai di tingkat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia tercatat sebesar Rp13.175/kg. Nilai ini turun 3,3 % dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan di tingkat importir harga kedelai tercatat sebesar Rp12.000/kg.
Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency Arief Prasetyo Adi mnambahkan pemerintah telah mengambil sejumlah langkah strategis dan antisipatif untuk mencegah kelangkaan dan gejolak harga kedelai.
“Kedatangan kedelai ini sebagai stok untuk memenuhi permintaan dan konsumsi dalam negeri, sehingga diharapkan dapat mengamankan ketersediaan dan menjaga harga kedelai tetap stabil di harga yang wajar,” ujarnya.
Arief mengatakan, agar dapa segera dinikmati pengrajin tahu dan tempe kedelai yang masuk ini harus cepat didistribusikan. "Di sini ada Gakoptondo, Bulog, RNI, teman-teman kita ini nanti untuk bantu mempercepat distribusi juga, karena kita tidak bisa sendiri, ini waktunya kolaborasi, dan ini kolaborasi yang baik government-nya ada sektor bisnisnya juga ada," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Advertisement