Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cak Nun Samakan Presiden Jokowi dengan Firaun, Gus Miftah: Pantaskah Hari Ini Kita Memberikan Kritikan dengan Cara Kasar?

Cak Nun Samakan Presiden Jokowi dengan Firaun, Gus Miftah: Pantaskah Hari Ini Kita Memberikan Kritikan dengan Cara Kasar? Gus Miftah | Kredit Foto: Instagram Gus Miftah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cak Nun alias Emha Ainun Najib baru-baru ini berhasil membuat geger masyarakat setelah potongan video ceramahnya yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun viral di media sosial.

“Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qarun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, nggak 9, 10 saya kira. Terus ada Haman yang namanya Luhut,” ungkap Cak Nun dalam cuplikan video tersebut. 

Usai videonya viral, salah satu video ceramah Gus Miftah seakan menjadi jawaban atas pernyataan Cak Nun. 

Ini adalah saat Gus Miftah berdakwah di acara Investor Daily Summit (IDS) Oktober 2022 lalu di depan Presiden Jokowi dan koleganya

Gus Miftah saat itu menyinggung peran Harun Ar-Rasyid dan Nabi Musa yang diutus Allah SWT untuk berbicara kepada Firaun.

Baca Juga: Heboh Omongan Cak Nun Ternyata Sudah Sampai di Telinga Anak Jokowi, Reaksinya Biasa Aja: Wis Minta Maaf, Yowis

“Harun, Musa, kamu berikan nasihat kepada Firaun dengan cara yang lemah dan lembut,” ujar Gus Miftah mengulang kembali perintah dari Allah SWT, dikutip dari unggahan di kanal YouTube Sandekar Lampung pada Kamis (18/01/2023).

Melihat perintah tersebut, Gus Miftah pun mempertanyakan kepantasan dari memberikan kritikan secara kasar kepada pemerintahan saat ini.

“Pantaskah hari ini, ketika kita memberikan kritikan kepada pemerintah, khususnya kepada presiden, dengan cara yang kasar, padahal Allah memerintahkan Harun dan Musa untuk berbicara kepada firaun sekalipun dengan cara yang lemah dan lembut?” tutur Gus Miftah.

Baca Juga: Sebut Jokowi seperti Firaun, Pengakuan Cak Nun: Sabrang 'Menghajar' Saya Habis-habisan

Gus Miftah pun mengatakan bahwa dirinya tidak heran jika ada ulama yang ditangkap pihak kepolisian karena memberikan kritikan secara yang tidak terarah dan cenderung kasar.

“Ketika ditangkap polisi, kesan yang terjadi adalah kriminalisasi ulama. Saya katakan, tidak ada kriminalisasi ulama,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: