Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa Depan Anak dan Balita Indonesia Terancam Senyawa BPA dari Kemasan Plastik Polikarbonat

Masa Depan Anak dan Balita Indonesia Terancam Senyawa BPA dari Kemasan Plastik Polikarbonat Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Lebih jauh lagi, seorang dokter spesialis kandungan dr. Darrel Fernando mengatakan, masyarakat perlu lebih aktif meneliti kode kemasan dan bahan kemasan makanan atau minuman yang akan digunakan.

“Kita harus lebih teliti melihat kode plastik pada setiap produk yang kita gunakan,” katanya. Ia menyebut kode plastik nomor 7 (jenis plastik polikarbonat yang biasa digunakan untuk AMDK galon bekas pakai) yang perlu diperhatikan dalam kemasan makanan atau minuman, karena kode plastik nomor 7 lazimnya mengandung senyawa berbahaya BPA.

“Masalah BPA adalah migrasi atau berpindahnya zat kimia BPA yang ada pada kemasan makanan ke dalam produk pangan,” kata pakar teknologi pangan Dr-Ing. Azis Boing Sitanggang, dalam tanggapannya di webinar yang sama. “Kita akan terpapar jika mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi BPA. Hindari risiko dengan mengurangi paparan.”

Sebelumnya, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait,  mengatakan pihaknya sangat peduli terhadap perlindungan anak-anak dari bahaya penggunaan bahan kimia BPA bagi kesehatan anak-anak.

“Saat ini, masih banyak masyarakat yang belum paham terkait dengan produk-poduk plastik dan dampaknya bagi kesehatan,” katanya, seperti dikutip Antara beberapa waktu lalu.

Komnas PA meminta agar pemerintah selaku regulator segera membuat aturan yang tegas untuk pelabelan produk ‘Bebas BPA’. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan juga didesak agar segera membuat aturan yang jelas terkait informasi BPA.

“Urgensi pelarangan BPA di Indonesia sudah sangat mendesak. Regulator diperlukan kehadirannya dalam mengontrol produksi plastik berbahan kimia berbahaya,” kata Arist.

Peringatan para pakar kesehatan tentang bahaya plastik polikarbonat  yang mengandung BPA terhadap anak dan balita  sudah sering dilakukan, tetapi bisnis air kemasan galon guna ulang terus meningkat tiap tahun karena minimnya informasi tentang bahaya BPA.. 

Hingga saat ini, pemerintah juga belum kunjung menyepakati regulasi yang dikeluarkan BPOM untuk memberi label peringatan tentang bahaya BPA pada AMDK galon guna ulang. Masa depan kesehatan anak dan balita Indonesia sungguh dipertaruhkan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: