Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cek Fakta! Lansia dengan Inkontinensia Urine Bisa Buang Air Kecil 12 Kali dalam Sehari?

Cek Fakta! Lansia dengan Inkontinensia Urine Bisa Buang Air Kecil 12 Kali dalam Sehari? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada umumnya proses buang air kecil tidak lebih dari 8 kali atau 3 jam sekali dalam sehari, namun bagi penderita inkontinensia urine akan buang air kecil 12 kali dalam sehari. Pasalnya, sistem perkemihan pada ginjal mengalami pengecilan dan nefron menjadi atrofi.

Berdasarkan penelitian, aliran ginjal akan menurun hingga 50% dan biasanya dialami oleh lanjut usia (lansia). Bahkan, otot-otot yang melemah akan menyertai kondisi penderita inkontinensia urine, akibatnya seringkali merasakan kelainan kulit, gangguan tidur, dampak psikolososial dan ekonomi seperti depresi, mudah marah, terisolasi, hilang percaya diri, dan pembatas aktivitas sosial.

Baca Juga: Viral 'Ngemis Online' di TikTok, Mensos Risma Keluarkan SE Eksploitasi Lansia dan Anak!

Ada beberapa penyebab inkontinensia urine yang perlu diketahui, salah satunya poliuria yakni kelainan frekuensi buang air kecil karena kelebihan produksi urine. Pada poliuria, volume urine dalam sehari akan meningkat melebihi batas normal karen gangguan funsi ginjal dalam mengonsentrasi urine.

Selanjutnya, ada faktor nokturia, faktor usia, penurunan produksi esterogen pada wanita, operasi pengangkatan rahim, frekuensi melahirkan, merokok, konsumsi alkohol dan kafein, obesitas, dan infeksi saluran kemih.

Seperti diketahui, kapasisitas kandung kemih yang normal 300-600 ml, dengan sensasi atau keinginan kencing 150-350 ml. Pada orang dewasa muda hampir semua urine dikeluarkan saat kencing, sedangkan lansia tidak semua urine dikeluarkan. Hal ini dikarenakan terdapat residu urine 50 ml atau kurang dianggap adekuat. Perubahan gejala inkontinensia urine pada proses penuaan adalah terjadinya kontraksi kandung kemih tanpa disadari, terutama wanita lanjut usia.

Mengutip dari situs Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), kondisi yang membuat kandung kemih sulit untuk dikosongkan seperti pembesaran kelenjar prostat pada pria, penggunaan kateter urine, dan kurang mengonsumsi air putih.

Baca Juga: Tak Direbut Anies Baswedan Lagi, Prabowo Malah Dapat Suara Pendukung Jokowi

Menanggapi kondisi tersebut, Brand Group Manager Confidence Adult Diapers, Yuana Wijaya mengungkapkan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi inkontinensia urine, yaitu dengan mencatat di kartu catatan khusus waktu berkemih, jumlah urine yang keluar baik secara normal maupun karena tak tertahan, serta banyaknya konsumsi air, jenis minuman yang diminum dan waktu minumnya juga bisa dicatat.

Selain itu, bisa melakukan terapi non farmakologi. Terapi ini dilakukan dengan cara mengoreksi penyebab timbulnya inkontinensia urine seperti hiperplasia prostat, infeksi saluran kemih, diuretik dan hiperglikemi.  

Baca Juga: Anies atau Jokowi, Sinyal NasDem Tak Bisa Terus-terusan Bermain Dua Kaki: Kita Akan Lihat...

"Ada juga terapi farmakologi yakni dengan bantuan obat untuk mengendalikan otot,"kata Yuana dalam keterangan resminya, Rabu (25/1/2023)

Selain itu, lanjut Yuana, pengunaan diapers untuk dewasa dapat menjadi solusi. Dengan kualitas terbaik untuk permasalahan inkontinensia urine, pemakaian popok dewasa dinilai bisa membantu lansia atau Kesayangan supaya tetap aktif dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.

Baca Juga: Bukan Cuma Cari Cuan, Pengusaha Muda Ini Bagikan Sembako bagi Lansia di 7 Kelurahan Tasikmalaya

“Pastikan gunakan rangkaian produk diapers untuk dewasa Confidence yang sesuai dengan keadaan yaitu tipe perekat untuk lansia dengan kondisi tirah baring dan tipe celana untuk lansia yang aktif. Popok Dewasa Confidence sudah teruji klinis hypoallergenic tested oleh dermatologis dari Australia sehingga aman untuk kulit sensitif dan sudah tersertifikasi halal,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: