Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buka Rakernas Kementan, Wapres Instruksikan Mentan Ciptakan Terobosan Produk Pertanian

Buka Rakernas Kementan, Wapres Instruksikan Mentan Ciptakan Terobosan Produk Pertanian Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma'ruf Amin, menginstruksikan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menciptakan terobosan-terobosan guna peningkatan produktivitas dan penciptaan nilai tambah produk pertanian. Dalam hal ini, diharapkan terjadi percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan lokal yang didukung oleh riset.

Karenanya, regulasi dan insentif pemerintah juga perlu dimanfaatkan untuk menarik partisipasi investor atau swasta dalam program diversifikasi pangan, serta mendorong produksi pangan lokal maupun pengembangan produk turunannya.

Baca Juga: DPR Apresiasi Capaian Kementan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

"Harapannya, walaupun lahan terbatas, produktivitas dan pendapatan petani dapat terus ditingkatkan," kata Wapres dalam pidatonya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pembangunan pertanian 2023, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Wapres mengatakan, Rakernas diharapkan dapat menajamkan prioritas dan program kerja pembangunan sektor pertanian. Selain itu, diharapkan dapat menyinergikan eksekusi seluruh jajaran Kementan dari pusat sampai ke daerah.

"Beban sektor pertanian cukup berat. Sektor ini harus mampu menyediakan pangan bagi lebih dari 275 juta jiwa di Indonesia. Ketersediaan pangan dan stabilitas harga pangan menjadi persoalan kritikal yang harus senantiasa dikelola dengan baik, seiring meningkatnya tren pertumbuhan penduduk," kata Wapres dalam pidatonya sekaligus membuka acara Rakernas pembangunan pertanian 2023.

Wapres menuturkan, sekalipun inflasi di Indonesia masih terkendali, yaitu 5,51% pada Desember 2022, tantangan penyediaan pangan ke depan makin berat. Salah satu faktornya ialah perubahan iklim dan iklim ekstrem yang sulit diprediksi.

"Begitu pula tekanan geopolitik dunia yang menyebabkan harga pangan melambung, serta memicu krisis pangan global. Semuanya menjadi tantangan yang harus kita antisipasi bersama," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: