Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil: Hilirisasi jadi Syarat Perpanjangan Kontrak Perusahaan Tambang

Bahlil: Hilirisasi jadi Syarat Perpanjangan Kontrak Perusahaan Tambang Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mensyaratkan hilirisasi sebagai salah satu syarat disetujuinya perpanjangan kontrak perusahaan tambang dan migas yang beroperasi di Indonesia.

Perusahaan-perusahaan itu diwajibkan menggandeng BUMN atau BUMD sebagai mitra usaha industri hilir jika ingin kontrak kerjanya berlanjut. “Yang terpenting adalah dari semua produksi baik itu oil and gas maupun pertambangan, kita dorong kepada hilirisasi, hilirisasi dan keterlibatan BUMN dan BUMD. Jadi tidak bisa lagi kita memberikan opsi perpanjang, tapi tidak melibatkan BUMN atau BUMD, dan harus negara mengambil peran secara maksimal,” Kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia selepas mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Pemerintah sambungnya akan mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan atas perpanjangan kontrak perusahaan-perusahaan tersebut di tanah air.

“Bapak Presiden mengarahkan agar semuanya harus berjalan lewat mekanisme hukum yang baik, yang kedua perhitungan ekonomi yang baik, yang ketiga harus betul-betul berdampak pada kepentingan negara dan rakyat,” ujar Bahlil.

Soal hilirisasi, Bahlil menyampaikan bahwa pihaknya telah menyusun peta jalan dengan total investasi hingga US$545,3 miliar sampai tahun 2040.
Selama ini kita bicara hilirisasi, peta jalan roadmap besarnya itu belum ada. Dan alhamdulillah tadi kami sudah laporkan dengan total investasi sampai dengan 2040 sebesar US$545,3 miliar,” ucap Bahlil.

Bahlil menegaskan bahwa hilirisasi merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi utamanya dalam proses menjadi negara maju.

“Ingat, negara di dunia ini yang mempunyai sumber daya alam berbeda antara negara yang punya sumber daya alam yang tidak melakukan hilirisasi dengan yang melakukan hilirisasi. Kalau yang melakukan hilirisasi, percepatan pertumbuhan ekonominya dan menuju ke negara maju lebih cepat daripada yang punya sumber daya alam (tapi) tidak melakukan hilirisasi,” tandas Bahlil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: