Ada Kekuatan Partai Politik di Balik Vonis Bebas Bos Indosurya, Roy Shakti: Modal Bertarung di 2024!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Vonis bebas terhadap bos Indosurya, Henry Surya, dinilai berkaitan dengan adanya kekuatan partai politik yang membekingi kasus KSP Indosurya. Anggapan tersebut berkenaan dengan minimnya dukungan para pemimpin terhadap para korban KSP Indosurya.

Influencer Anti Investasi Bodong, Roy Shakti, mengatakan bahwa kejahatan KSP Indosurya ini merupakan kejahatan luar biasa. Bagaimana tidak, kerugian korban KSP Indosurya ditaksir menyentuh angka Rp106 triliun. Dengan kerugian fantastis tersebut, Henry Surya justru kini divonis bebas dan kasusnya dijadikan hanya sebagai kasus perdata.

"Ini luar biasa, kehajatan yang luar biasa. Kasus (dengan kerugian) Rp106 triliun ini jadi perdata. Melihat ini sekarang kita balik saja, apakah Anda yakin hakimnya jujur?" tanya Roy dalam channel COKRO TV bertajuk "Ada Kekuatan Politik di Balik Vonis Bebas Indosurya?" disimak pada Rabu, 1 Februari 2023.

Baca Juga: Tangisan Korban KSP Indosurya Pecah saat Ungkap Kejahatan Komplotan Henry Surya: Tuhan Pasti Akan Membalas!

Ia pribadi meyakini bahwa ada kekuatan partai politik di balik vonis tersebut. Terlebih lagi, dana tersebut bukanlah dana yang sedikit. Bahkan secara gamblang ia mengatakan, dana tersebut dapat menjadi modal untuk bertarung di Pemilu 2024 mendatang.

"Pasti (ada kekuatan politik). Ini duit yang besar. Kalau kita lihat, mau tidak mau pasti ketarik ke politik karena itu adalah source untuk bertarung di 2024. EEndingnya back up terakhir itu pasti partai politik," tegasnya lagi.

Kekuatan tersebut, menurut Roy, adalah sesuatu yang lebih besar dari seorang Mahfud MD. Diketahui, Mahfud MD aktif memberi perhatian terhadap kasus Indosurya ini. Namun, perhatian tersebut seakan tak memberi rasa takut terhadap para pelaku kejahatan Indosurya.

Baca Juga: Henry Surya Divonis Bebas, Ternyata Begini Tipu Muslihat KSP Indosurya Kelabui Korban: Dana Ratusan Triliun Rupiah Raib!

"Tapi kalau ini kaasus yang terbesar di Indonesia kemudian divonis bebas ini kan kaya mata dicolok kan. Artinya, siapa yang punya kekuatan lebih besar dari kita, kita sebut Pak Mahfud yang sering bersuara. Gak mungkin sekelas hakim dan jaksa berani melawan Pak Mahfud, artinya ada kekuatan yang lebih besar lagi," pungkas Roy.