Sowan ke Luar Koalisi, ‘Tanda’ Surya Paloh Tegaskan NasDem Nyaman dengan Golkar Ketimbang Koalisi Perubahan
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, sebelumnya mengatakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar adalah hal yang lebih prioritas ketimbang bertemu partai-partai di koalisi perubahan (Demokrat-PKS).
"Baiklah kenapa harus bertemu dengan Golkar, ya prioritas bagi NasDem, ada satu romantisme, ada satu pegangan, sejarah perjalanan kehidupan saya pribadi dalam usia yang saya capai sampai saat ini, jenjang karir politik saya yang saya capai hari ini, saya harus jujur menyatakan kepada saudara semuanya, 16 tahun usia saya sudah berada di barisan Golkar, tambah 43 tahun cukup lama itu, lebih setengah abad rasanya," ujar Paloh saat konferensi pers dalam kunjungannya ke Kantor DPP Golkar, Rabu, (1/2).
Baca Juga: Kunjungan Surya Paloh ke Golkar Batalkan Rencana Jokowi Melakukan Reshuflle?
Pertemuan ini juga menjadi kunjungan pertama kalinya Surya Paloh ke kantor partai lain. Setelah sebelumnya pertemuan-pertemuan politik Surya Paloh dilakukan di Nasdem Tower (Kantor DPP Nasdem).
Menanggapi hal tersebut, pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan ucapan Surya Paloh menegaskan kenyamanan NasDem dengan Golkar ketimbang Koalisi Perubahan.
“Kita orang komunikasi kita bisa melihat makna itu bahwa NasDem lebih nyaman dengan Golkar dari Koalisi Perubahan,” ujar Emrus saat dihubungi, Kamis (2/2).
Emrus mengatakan, NasDem seakan belum menemukan tanda kesepakatan antara Demokrat dan PKS dalam membangun koalisi jelang Pemilu 2024. Sehingga, Paloh membangun komunikasi dengan Golkar.
“Orang bisa menangkap makna di balik pesan itu, lebih nyaman. Padahal sebelumnya lebih dekat dengan Demokrat dan PKS. Artinya selama ini sudah diwacanakan akan mengusung Anies, artinya belum terjadi satu kesepakatan yang saling menguntungkan. Terutama negosiasi itu belum berpihak kepada NasDem,” kata Emrus.
Namun demikian, Emrus mengingatkan, apabila NasDem ingin berkoalisi dengan Golkar maka akan terbentur siapa tokoh yang akan dicalonkan sebagai presiden.
Sebab, Golkar telah menyorongkan nama Airlangga Hartarto sebagai Capres. “Kalau lebih nyaman dengan Golkar dan akan terjadi koalisi, sudah hampir pasti NasDem tidak mengusung Anies lagi.
Kenapa? Karena Golkar memutuskan capres Airlangga Hartarto. Kalau lebih nyaman dengan Golkar dan jadi berkoalisi dengan Golkar, enggak mungkin usung dua capres,” katanya.
Berkaca pada jumlah kursi di DPR saat ini, Golkar lebih tinggi daripada NasDem. Sehingga bargaining position Golkar harusnya lebih besar ketimbang NasDem.
Dengan kata lain, NasDem harus legowo untuk mendukung Airlangga sebagai Capres. Dampaknya, NasDem tak jadi mengusung Anies.
“Kalau bukan Golkar capresnya, harus Munas dulu. Karena kan hasil munas mengatakan capres Golkar Airlangga. Kecuali terjadi keputusan bersifat setingkat munas,” ujar dia. B
Kendati demikian, Emrus menyarankan, agar NasDem tetap konsisten berkoalisi dengan PKS dan Demokrat.
Sehingga, tidak dianggap publik sebagai partai pragmatis yang berpindah koalisi hanya demi kepentingan politik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement