Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cak Imin Agendakan Pertemuan dengan Golkar, Siap Ajak Gabung Koalisi Gerindra-PKB

Cak Imin Agendakan Pertemuan dengan Golkar, Siap Ajak Gabung Koalisi Gerindra-PKB Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan Partai Golkar, salah satu hal yang akan dibahas adalah mengajak Golkar ke dalam Koalisi PKB-Gerindra.

"Dalam waktu dekat, saya akan melakukan pertemuan dengan Partai Golkar untuk membicarakan berbagai hal, salah satunya soal koalisi," kata Cak Imin sapaan Muhaimin Iskandar di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (5/2).

Dalam kesempatan itu Muhaimin juga mengatakan pertemuan tersebut bukan untuk membentuk koalisi baru namun untuk mengajak Golkar bergabung ke dalam koalisi PKB-Gerindra.

"Justru kita mengajak Golkar untuk bergabung," kata Cak Imin.

Cak Imin juga mengatakan pihaknya akan terus membuka komunikasi dengan semua partai.

Dia juga mengatakan hal tersebut telah dikomunikasikan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Semua, semua partai kita ajak bicara, kita undang kita ajak bicara," ujarnya.

PKB dan Gerindra telah membentuk koalisi dengan meluncurkan Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra-PKB dalam rangka menyambut Pemilu 2024.

Meski demikian, PKB hingga kini belum memutuskan nama-nama capres dan cawapres yang diusung bersama Gerindra.

Sebelumnya, Sabtu (14/1), Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan hasil Ijtima Ulama Nusantara, yang digelar PKB pada 13-14 Januari 2023, merekomendasikan Muhaimin Iskandar maju sebagai bakal capres atau cawapres pada Pilpres 2024.

"Hasil dari pertemuan Itjima Ulama ini mendorong agar Gus Muhaimin maju menjadi capres atau cawapres 2024 dan segera menentukan pasangannya,” kata Jazilul.

Menurut dia, para ulama juga memberikan batas waktu agar PKB segera menentukan nama capres dan cawapres yang diusungnya sebelum Ramadhan.

"Sesegera mungkin (menentukan), tetapi para kiai memberikan batas waktunya. Kalau bisa sebelum puasa, sebelum Maret berarti, ya, paling lambat," ujar Jazilul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: