Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibanting Habis Investor, Perusahaan Makanan Bayi Ini Langsung Terkapar Tak Berdaya

Dibanting Habis Investor, Perusahaan Makanan Bayi Ini Langsung Terkapar Tak Berdaya Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) telah mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat kali pertama diperdagangkan, saham perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan bayi ini langsung dibanting habis oleh para pelaku pasar. 

Penurunan tersebut membuat saham NYZ terkena auto reject bawah (ARB) karena amblas 10% atau 10 poin ke posisi Rp90 per lembar saham dari Rp100 per lembar saham. Ada sebanyak 150 juta saham yang diperdagaganggkan 8.625 kali dengan nilai Rp13,71 miliar. 

Saat IPO, perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum. Dengan menawarkan saham di harga Rp100 per lembar saham, perseroan mengantongi dana senilai Rp51 miliar. 

Baca Juga: Soal Rencana IPO RANS, Begini Jawaban Raffi Ahmad

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan Rp4.21 miliar untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah untuk pembangunan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lalu, sekitar Rp30 miliar akan digunakan Perseroan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional Perseroan.
Direktur Utama PT Hassana Boga Sejahtera Tbk, Lutfiel Hakim, mengatakan bahwa melalui IPO, perseroan bisa menjangkau lebih banyak lagi pasar dan produk. “Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” ungkapnya. 

Baca Juga: Ekspansi Bisnis Lebih Luas, Erajaya Digital Turut Perkuat Investasi IT-nya

Lutfiel menjelaskan jika kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8 sampai dengan 5 juta per tahun, dan itu cukup menjadi dasar kenapa produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati. 

“Kami punya positioning yang berbeda dan unik, sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang bisa dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi yang mencukupi micronutrient bayi. Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali. Baik sumber bahan baku maupun citarasanya,” terang Lutfiel. 

Menurut Lutfiel, prospek industri dari Perseroan terbilang sangat unik dan menarik. Diproyeksikan pada tahun 2035, populasi di Indonesia akan mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat besar. Kenaikan volume pertumbuhan penduduk diperkirakan sebesar 67 juta orang, atau sebesar 28% dari 2010 sampai 2035. 

Populasi negara Indonesia diperkirakan akan terus meningkat sebesar 3% sampai 7% hingga tahun 2035. Hal ini pun diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa total jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat selama 4 tahun terakhir. Dari data tersebut, rata-rata kelahiran bayi di Indonesia per tahun 2020 adalah sekitar 4,79 juta kelahiran. 

“Hal ini tentu membawa sentimen positif bagi Perseroan dalam mengembangkan dan menumbuhkan minat terhadap makanan bayi instan di Indonesia,” tutupnya.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: