Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Wanti-Wanti Kasus 'Gorengan Saham' Mantan Orang Terkaya Asia Gautam Adani, Separah Apa Kondisinya?

Jokowi Wanti-Wanti Kasus 'Gorengan Saham' Mantan Orang Terkaya Asia Gautam Adani, Separah Apa Kondisinya? Kredit Foto: Startsunfolded/Gautam Adani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Krisis yang melanda Adani Group milik mantan orang terkaya Asia, Gautam Adani meningkat pada hari Senin ketika ratusan anggota partai oposisi India turun ke jalan untuk mendesak penyelidikan atas tuduhan penjual pendek AS terhadap konglomerat yang memicu kekalahan pasar India.

Saham di perusahaan miliarder Gautam Adani telah terjun bebas sejak laporan kritis 24 Januari oleh Hindenberg Research, dengan kerugian pasar kumulatif grup sekarang mencapai USD110 miliar (Rp1.666 triliun), memicu kekhawatiran kehancuran keuangan yang lebih luas.

Mengutip Reuters di Jakarta, Selasa (7/2/23) partai-partai oposisi pun mempertanyakan kedekatan Perdana Menteri India Narendra Modi dengan Adani.

Baca Juga: Bisnisnya Bervaluasi Rp1.490 Triliun, Kok Bisa Gautam Adani Cuma Pakai Firma Kecil dengan Hanya 11 Karyawan untuk Audit Perusahaannya?

Para pengunjuk rasa pada hari Senin juga mengungkapkan kemarahan tentang investasi yang dilakukan oleh Life Insurance Corporation yang didukung negara dan State Bank of India (SBI) di Adani Group.

Kabar tersebut juga sudah didengar oleh Presiden RI Joko Widodo. Jokowi mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat pengawasan di pasar keuangan agar tidak kebobolan praktik saham 'gorengan' yang akhirnya tergelincir seperti kasus Adani.

Menurut Jokowi, skandal tersebut telah merugikan India yang kehancuran nilainya sama dengan serempat PDB India, yakni Rp1.800 triliun.

"Hati-hati! Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan. Jumlahnya Rp 1.800 triliun, seperempat PDB India hilang," wanti Jokowi dalam pembukaan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023).

Jokowi mengakui bahwa 'menggoreng itu enak', tetapi kalau sampai tergelincir seperti Adani harus hati-hati agar tidak merugikan banyak pihak, bahkan negara.

"Harus dilihat betul mana yang suka menggoreng! Kalau gorengan itu enak. Menggoreng, menggoreng kalau pas dapat itu enak. Tapi, sekali terpeleset seperti yang saya sampaikan Adani di India, hati-hati," tutur Jokowi.

Terlebih, kasus Adani sampai membuat mata uang Rupee India turun nilainya. Padahal, secara makro, kondisi ekonomi India sedang bertumbuh dengan baik. Tetapi skandal besar Adani membuat pasar modal negara itu goyah.

"Jadinya apa? Capital outflow. Jadinya apa lagi? Rupee jatuh, padahal kondisi makronya bagus. Sekali lagi, hati-hati dengan ini," pungkas Jokowi.

Sebagaimana diketahui, Adani Group telah diselidiki oleh Hindenburg Research dari AS. Berdasarkan laporan perusahaan itu, Adani diduga telah melakukan penghindaran manipulasi harga saham, penipuan akuntansi hingga pencucian uang yang telah dilakukan selama puluhan tahun. Laporan itu juga membuat rencana penghimpunan dana Adani Group melalui jual saham senilai USD2,5 miliar (Rp37 triliun) gagal total.

Harga saham perusahaan-perusahaan di bawah Adani Group juga anjlok parah. Kekayaan Adani menurut Forbes juga ikut tergelincir menjadi USD75,1 miliar (Rp1.138 triliun) di posisi ke-15, kalah dari saingannya Mukesh Ambani yang berharta USD83,7 miliar (Rp1.268 triliun) di posisi ke-9 orang terkaya dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: