Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gempa di Turki Kayak Buatan, Jadi Lebih Mirip Operasi Hukuman dari Negara Barat

Gempa di Turki Kayak Buatan, Jadi Lebih Mirip Operasi Hukuman dari Negara Barat Kredit Foto: Reuters/Sertac Kayar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia masih syok setelah gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,5 yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) mencatatkan jumlah korban tewas terus meningkat.

Sejauh ini, lebih dari 7.800 orang telah tewas akibat gempa, dan puluhan ribu lainnya terluka. Ribuan bangunan menjadi puing-puing, sementara ratusan ribu mencari perlindungan.

Baca Juga: Teori Konspirasi Kaitkan Senjata Amerika yang Kontroversial dengan Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah

Namun, menurut The Guardian, ada kekhawatiran jumlah kematian akan meningkat, dengan Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan hingga 20.000 orang mungkin telah meninggal.

Dalam sebuah twit, seismolog Survei Geologi AS Susan Hough membandingkan besarnya gempa bumi pertama di Turki dengan Gempa Besar San Francisco tahun 1906, yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

Di sisi lain, beberapa orang di media sosial kini telah mengemukakan teori bebas bukti bahwa senjata rahasia pengatur suhu yang diduga dimiliki oleh militer AS, HAARP, mungkin terlibat.

Menyusul gempa bumi di Turki dan Suriah, konspirasi beredar di bawah tagar #HAARP dengan lebih dari 102.000 twit, lapor Gercek News. Serangkaian video yang menunjukkan sambaran petir pada saat gempa diposting di Twitter, mengklaim bahwa gempa itu dibuat secara artifisial.

Salah satu dari mereka menulis, "Gempa bumi di Turki terlihat seperti operasi hukuman (HAARP) oleh NATO atau AS melawan Turki. Video tersebut menunjukkan sambaran petir, yang tidak normal dalam gempa bumi, tetapi selalu terjadi dalam operasi harpa."

Seorang lagi berkata, "Tidak ada yang namanya KEBETULAN. Turki menolak ekspansi NATO seminggu yang lalu, dan sekarang menghadapi gempa besar. HAARP."

Yang lain menulis, "Sedih mendengar tentang gempa bumi di Turki. Sangat mencurigakan bahwa ada kilat di Langit sebelum bencana. Jika Anda tidak tahu apa proyek HAARP maka carilah. Kebetulan ketika Turki menjadi duri dalam leher NATO mengenai Rusia."

Sementara salah satu dari banyak orang terus menulis, "Twitter Turki sepertinya mengira orang Amerika menggunakan HAARP untuk menyebabkan gempa bumi." Di tengah sejumlah tweet, disebutkan bahwa video yang beredar bertanggal 2022, bukan 2023. Seorang pengguna men-tweet, "Balon 2023 adalah gangguan dari HAARP 2022? WOW!"

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: